Rania meletakkan secangkir teh hangat di atas meja dan duduk di samping Diko. Laki-laki itu sedang asyik menonton televisi.
"Inget lo udah punya pacar, jangan sampe baper sama Gesang," peringat Diko sambil terkekeh.
Rania menampilkan raut wajah cengo-nya. Setelah itu tertawa pelan menetralisir rasa keterkejutannya.
"Iya, santai aja kali. Gue nggak semudah itu buat pindah ke lain hati. Ya, walaupun pacar gue sering ilang-ilangan," kata Rania seraya merebut remote tv yang Diko pegang. Gadis itu mengganti channel-nya.
"Nggak ada yang nggak mungkin, Ran, di dunia ini. Emang lo bisa ngomong kaya gitu sekarang karena lo beneran sayang sama pacar lo. Lihat aja entar, gimana perasaan lo buat pacar lo, kalo lo udah nemuin cowok yang lebih baik dan lebih perhatian ketimbang pacar lo yang suka ilang-ilangan itu," ujar Diko sambil bangkit dan menyambar kunci motornya.
"Kalo lo mau baper sama Gesang juga nggak apa sih, gue seneng."
"Gue mau balik ke rumah papa, ntar kalo mama nanyain bilang gue di rumah papa," lanjutnya, lalu pergi.
Rania mematikan televisi. Ia mencerna apa yang tadi Diko katakan. Perkataan Diko mengarah pada, ia lambat laun akan berpaling ke lain hati saat pacarnya sering menghilang dan tergantikan oleh laki-laki baru, seperti itu bukan?
"Ya kalo beneran sayang mah, rasa bosan nggak ngaruh. Eh?"
Rania geleng-geleng kepala, ia bangkit dan mengambil cangkir teh hangatnya dan berjalan menuju tangga.
Rania merogoh saku piamanya dan mengeluarkan ponsel. Ia membuka ponsel itu dan mencari kontak pacarnya.
"Udah sampe Jakarta belum ya dia?" gumamnya sambil melihat roomchat-nya bersama sang pacar yang sepi selama seharian ini.
Saat berada di kamar, Rania duduk di bibir kasurnya. Ia menunggu balasan pesan dari pacarnya. Jika dari terakhir dilihat, pacarnya online beberapa jam yang lalu. Tapi ya, tidak mengirim pesan apa pun kepada Rania. Rania sudah biasa, maklumlah, hidup pacarnya bukan hanya tentang dia saja. Ada keluarganya ada sahabat bahkan teman-temannya.
Rania tersenyum sumringah saat ponselnya berdenting dan layarnya menyala. Ada pop-up pesan, tapi sayang bukan dari pacarnya, melainkan dari nomor yang tidak ia kenal.
"Siapa nih?" Rania membuka pesan itu.
0895355+++++
Hai
Siapa ya?
Gue Gesang, lupa?
Oh lo
Kenapa, Sang?
Hh gak kok
Lagi apa?
Klise banget.
Lagi bales chat lo
Jangan lupa svb
Ok
Sip, ya udah