GERA

disasalma
Chapter #10

#10 GERA

Hari terakhir Masa Pengenalan Lingkungan sekolah di SMA Tirta Jaya tentu tidak boleh dilewatkan. Khususnya untuk calon murid baru.

Kakak kelas yang saat ini kelas sebelas dan dua belas juga sangat antusias menunggu hari ini tiba. Karena di hari terakhir Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah akan diselenggarakan display ekstrakurikuler oleh kakak kelas dan beberapa anggota OSIS.

Seluruh calon murid baru sejak pagi tadi sudah melakukan apel dan kini mereka semua duduk di lapangan yang teduh.

Hingga saatnya display ekstrakurikuler dimulai, mereka sangat antusias mengikuti serangkaian acaranya. Salah satunya ekskul voli, dimana di dalam ekskul itu beranggotakan Gesang dan juga kedua sahabatnya. Mereka bertiga yang men-display-kan ekskul tersebut di temani tujuh orang dari kelas sebelas.

Acara seperti ini tak mungkin dilewatkan oleh Rania. Ini juga sebagai pengenalan bagi Rania tentang beberapa ekskul yang ada dan masih terlaksana.

Rania melihat keseruan display dari atas. Dari depan kelasnya, bersama Zeya dan Tisya.

"Kamu mau ikut apa, Rania?" tanya Zeya sedikit menoleh ke arah Rania.

"Mungkin musik."

Zeya menganggukkan kepalanya.

"Kamu sendiri ikut ekskul apa sejak kelas sepuluh?"

"Rohani Islam."

Rania membulatkan mulutnya dan mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Gue mau nyamperin Kak Gesang dulu ke bawah," cetus Tisya langsung pergi tanpa menunggu balasan dari Rania dan Zeya.

Rania melongokkan kepalanya ke bawah, ya di pinggir lapangan ada Gesang dan kedua sahabatnya. Mereka habis display ekstrakurikuler bola voli.

"Tisya itu apanya Gesang?" tanya Rania penasaran.

Zeya terkekeh pelan dan menjawab, "Stalkernya."

Dengan kerutan di dahi, Rania mengangguk-angguk saja. Ada-ada saja mencari tahu tentang Gesang. Apa yang menarik dari laki-laki itu? Bandelnya atau prestasinya?

"Hari ini pulang lebih awal dari hari biasanya, kan?"

"Iya. Kalo kamu mau pulang bareng kelas sepuluh yang masih ada apel sore juga nggak apa kok, Ran."

Zeya tertawa pelan dan menepuk bahu Rania.

"Aku ke kelas ya? Capek berdiri terus."

Rania mengangguk sebagai tanggapan.

Rania tersenyum ketika Gesang mendongakkan kepala dan melambai ke arahnya.

Rania juga geleng-geleng kepala ketika Linggar menyuruhnya untuk turun ke bawah. Bukan tidak mau bergabung dengan mereka, tetapi Rania tidak mau Lusiana melihatnya bersama Gesang dan dilabrak lagi. Lagipula Rania tidak mau mengganggu Tisya yang sedang bercengkerama dengan Gesang.

>>><<<

Malam ini, Gesang akan pergi ke rumah Rania. Tidak ada urusan penting, ia hanya sekedar berkunjung saja. Rania juga sudah mengirimkan alamat rumahnya.

Tetapi saat Gesang menuruni tangga, terlihat dua wanita tengah berbincang-bincang hangat. Mamanya dan Lusiana. Entah dua orang itu membahas perihal apa.

Gesang menyambar kunci motornya dari atas meja yang ada di dekat tangga. Belum melanjutkan langkahnya, sang Mama sudah memanggil. Membuat Gesang mendekat dan duduk di samping Mamanya.

"Mama mau bicara serius sama kamu,  dan tolong kamu denger baik-baik apa yang Mama bicarakan!"

Gesang mengangguk dan melirik Lusiana tanpa minat.

"Kamu ini sudah Mama jodohkan dengan Lusiana. Kamu harus turutin kemauan Mama. Ini juga keputusan yang baik buat kamu."

"Ya kalo Gesang nggak suka gimana? Gesang nggak punya perasaan sedikit pun buat Lusiana. Gesang deket sama Lusiana sejak kelas sepuluh juga pure Gesang mau temenan sama Lusiana. Tapi kenapa harus pake acara jodoh-jodohan segala? Ma, tolonglah Gesang masih muda, Lusiana juga. Gesang pengin cari pasangan Gesang sendiri, Ma." Gesang meraih tangan Mamanya.

"Gesang, tolong ngertiin Mama sedikit aja," tukas Mamanya.

"Dari dulu Gesang udah ngertiin Mama. Dan sekarang, Gesang mau Mama yang ngertiin Gesang. Maaf kalo Gesang bikin Mama sakit hati. Gesang pamit pergi dulu, mungkin malam ini Gesang nggak pulang ke rumah. Gesang mau nginep di rumah Diko," ujar Gesang dan bangkit. Laki-laki itu berjalan menjauh dan tidak menghiraukan panggilan dari Mamanya.

"Tuhkan Tante. Tante bisa lihat sendiri perubahan sikap Gesang kaya apa setelah dia temenan sama Rania. Pasti dia juga mau ke rumah cewek itu. Pokoknya Lusiana nggak mau tau, Gesang harus lanjutin perjodohan yang udah Tante buat!"

Lusiana mengambil handbag-nya dari atas meja dan berlalu pergi keluar rumah.

Rahma memijat pangkal hidungnya. Pening sekali rasanya. Memang keputusannya ini sangat merumitkan hidup. Jika bukan karena saham keluarga Lusiana yang paling besar tertanam di perusahaannya. Rahma tidak akan seperti ini. Karena acara makan malam kolega itu juga Rahma salah ambil keputusan.

"Ini semua demi perusahaanku. Aku nggak mau perusahaanku hancur dan aku tergabung di perusahaan suamiku sendiri. Aku nggak mau dipekerjakan!"

>>><<<

Rania tengah berkutat di dapur bersama Marwah, tantenya. Malam ini Gesang akan berkunjung, ia dan tantenya sedang membuat minuman untuk Gesang.

Rania sebenarnya biasa saja Gesang akan datang. Tetapi Tantenya sangat antusias sekali. Entah karena apa. Tapi ya sudahlah, bagus kalo sang Tante terbuka dengan teman-temannya.

Lihat selengkapnya