"Lo dari mana aja sih, Bang? Jarang banget di rumah sekarang!" sungut Gesang kesal saat mendapati Gatra tengah duduk di gazebo taman belakang rumah Gesang. Laki-laki itu sedang sibuk dengan laptop dan beberapa lembaran kertas berisi penuh paragraf yang kurang Gesang mengerti apa isinya.
"Perasaan lo aja kali yang suka ngilang. Gue mah di sini-sini aja," balas Gatra.
"Halah, lo tadi dari mana? Bukannya nggak ngampus, kok pagi-pagi ampe sore gini baru gue lihat lagi," ujar Gesang bertanya.
"Gue abis bantu-bantu persiapan nikahannya Satria sama Sarila. Yakali gue nggak bantuin," kata Gatra.
Gesang menganggukkan kepalanya. "Kapan nikahnya? Gue jadi dateng nggak nih?" tanyanya.
"Malem minggu besok resepsi. Lo dateng sama Rania, tadi gue udah diwanti-wanti sama Satria buat ngajakin lo, awas lo nggak dateng!"
Gesang terkekeh pelan. "Siap gue dateng kok, tenang aja."
"Bang," panggil Gesang dan Gatra hanya membalas dengan sebuah gumaman.
"Kenal pacarnya Kak Gizca, nggak?"
"Kenal-lah, kenapa emang? Gue nggak bakalan biarin Gizca pacaran kalo dia belum ngenalin cowoknya ke gue," tukas Gatra.
"Gue juga kenal sama cowok itu. Dia itu temennya Diko, dia juga kenal sama Rania. Malah gue ngerasa dia itu deket sama Rania."
"Mungkin dia deket sama Rania buat ngilangin rindunya dia ke adiknya yang udah meninggal."
"Maksudnya?"
"Dia punya adik, adiknya udah meninggal gue nggak tau karena apa, Gizca cuma cerita dikit tentang cowoknya. Gue kan juga jarang ketemu sama Gizca sekarang. Dia sibuk gue juga sibuk," jelas Gatra.
"Oh, dia cowok baik, cocok sama Kak Gizca. Dia juga udah mapan, punya penghasilan sendiri padahal masih kuliah," kata Gesang memuji sosok Gantan.
"Lo sering ke kedainya?"
"Semenjak gue kenal sama dia, gue sering mampir ke sana, Rania soalnya juga sering ke sana," jawab Gesang sembari duduk menyender.
"Ngapain lo di sini, Sang? Mending telponan sama Rania sana, gue kalo nugas dilihatin gini jadi nggak konsen," usir Gatra santai.
Gesang mencibir dan memilih untuk pergi menjauh dari Gatra. Sebelum laki-laki itu memarah-marahinya jika Gesang tidak menurut.
Gesang duduk santai di sofa ruang tamu. Ada pesan masuk dari Linggar yang berisi foto laki-laki itu dengan Lintang, adiknya. Linggar memang suka sekali memenuhi memorinya. Apa saja laki-laki itu lakukan agar ponsel Gesang selalu ada notifikasinya. Memang dia kira, Gesang sejomblo apa, sampai-sampai Linggar segitunya.
"Gesang, Mama mau bicara sama kamu," ucap Mamanya yang tiba-tiba sudah duduk berhadapan dengannya.
"Apa, Ma?"
"Kamu sudah menerima keputusan Mama tentang perjodohan kamu dengan Lusiana?"
"Sama sekali belum, dan itu nggak akan pernah terjadi, Ma. Gesang masih mau milih cewek buat Gesang sendiri, Mama nggak perlu repot-repot nyariin Gesang jodoh," balas Gesang mencoba santai menanggapi pertanyaan Mamanya.
"Tapi kamu sudah berhubungan baik lagi sekarang sama Lusiana," kata Rahma.