GERA

disasalma
Chapter #48

#48 GERA

Kata-kata Gesang kemarin terus berkelebat dipikiran Rania. Membuat semalaman Rania susah untuk tidur. Gesang selalu bisa menyita perhatiannya. Rania jadi semakin bawa perasaan jika Gesang terus seperti itu.

Apa itu strategi Gesang untuk menaklukan hatinya agar ia melupakan Galvan sepenuhnya? Ah, Galvan lagi! Rania sedang tidak mau memikirkan laki-laki itu.

"Aduh!" Rania mengusap-usap keningnya yang terasa nyeri setelah bertabrakan dengan orang yang saat ini memegangi kepalanya dan ikut mengusap keningnya.

"Maafin gue, Beb! Nggak sengaja," ucap Rahmat.

Rania menganggukkan kepalanya. Rania memaafkannya. Bukan sepenuhnya salah Rahmat. Rania juga salah, jalan dengan pikiran yang melayang kemana-mana.

"Sakit nggak?" tanya Rahmat dengan wajah yang terlihat merasa bersalah.

Rania tersenyum dan menggelengkan kepalanya. "Sori tadi gue nggak fokus jalannya," ucap Rania tidak enak hati.

"Gue yang salah, gue buru-buru mau nemuin Bu Margareth soalnya," ujar Rahmat mengundang kerutan di kening Rania muncul.

"Lo buat masalah? Kok sampe dipanggil guru BK?"

"Enggak ada masalah. Gue cuma disuruh ambil angket di ruang BK. Nanti lagi ya ngobrolnya, sekarang gue harus nemuin Bu Margareth dulu." Rahmat menepuk dua kali puncak kepala Rania dengan pelan dan berlarian kecil menyusuri koridor.

Rania geleng-geleng kepala kecil dan membenarkan letak tottebag-nya. Pagi-pagi Rahmat sudah olahraga saja.

"Pagi, Rania!" sapa Tisya saat Rania masuk ke dalam kelas. Murid lain yang sudah berada di dalam kelas sempat terkejut karena Tisya menyapa Rania setengah berteriak.

"Pagi, Sya," balas Rania. Tisya duduk di sebelah bangku Rania berhubung Vida belum berangkat.

"Gimana? Lo udah punya cara buat deketin gue sama kak Gesang?" todong Tisya dengan senyum merekahnya.

Rania meringis dan menggaruk pelipisnya yang tidak gatal, lalu menggelengkan kepalanya pelan. Tisya mendesah sedikit kecewa dan menopang dagunya.

"Usahain cepet ya, Ran, lo tau kan gimana perasaan gue buat kak Gesang? Lo kan juga udah punya Galvan, ya walaupun sekarang lagi break, sih. Jangan serakah ya?"

Rania mengusap wajahnya pelan dan menghela napas. "Terus gue harus ngapain biar lo seneng? Asli, Sya, gue nggak ada ide sama sekali sekarang. Buntu banget gue mikirin cara buat deketin lo sama Gesang. Emang kenyataannya itu gue nggak ada bakat jadi Mak Comblang, " tuturnya.

Tisya mendengus pelan dan diam. Rania juga diam. Rania mengeluarkan ponselnya dan mengirim pesan untuk Gesang. Rania ingin bertemu Gesang pulang sekolah nanti, semoga Gesang tidak ada acara.

Hampir delapan jam Rania berkutat dengan empat macam mata pelajaran hari ini. Lelah itu pasti, tapi memang itulah kewajiban seorang pelajar.

Seluruh teman sekelasnya sudah keluar kelas untuk pulang hanya tersisa ia, Tisya, dan Zeya yang belum selesai menyalin materi yang ada di papan tulis.

Lihat selengkapnya