GERA

disasalma
Chapter #50

#50 GERA

Setelah kemarin bertemu Rania, Gesang langsung ke kelas. Gesang meminta maaf kepada Bu Siwi dan Bu Margareth karena sudah bolos satu jam pelajaran. Gesang khilaf.

Dan gerimis siang ini tidak mengurungkan niat Gesang untuk pergi ke kedai Gantan. Gesang sudah ada janji dengan Tisya. Semua masalah harus selesai hari ini juga. Gesang tidak sendiri, dia datang bersama Lusiana. Karena setelah dari sini, Gesang akan mengantar Lusiana untuk cek up.

"Maaf, Kak, gue telat," ucap Tisya duduk di depan Gesang. Tisya melirik Lusiana tidak suka, begitu juga dengan Lusiana.

"Nggak pa-pa. Gue sama Lusiana juga baru dateng. Langsung ke intinya aja, soalnya gue mau nganter Lusiana yang ada janji sama orang," kata Gesang.

"Ya udah, Kak Lusiana pergi aja sendiri. Kenapa harus sama Kak Gesang?" balas Tisya ketus.

"Lo ...."

Gesang memegang lengan Lusiana. Lusiana hanya mendengus pelan dan memilih untuk sedikit menjauh dari meja Gesang dan Tisya. Gadis itu memilih duduk di bangku dekat meja bar. Memperhatikan Gesang dari tempat itu.

"Lo suka sama gue, Sya?" tanya Gesang membuat Tisya gelagapan dan gugup.

"Udah lama kan lo suka sama gue?" Gesang kembali bertanya.

"Kak Gesang ...," sela Tisya menahan rasa gugupnya.

"Linggar udah lo mintain bantuan. Mau celakain Rania udah lo lakuin bareng Lusiana dulu, minta Rania buat jauhin gue juga udah. Cara lo itu semua norak banget ya?" sindir Gesang dengan tangan yang menopang dagunya.

Diam-diam Tisya mengepalkan tangannya. Rasa gugupnya berubah menjadi kekesalan.

"Oh iya ada satu yang ketinggalan. Setelah lo minta Rania buat jauhin gue terus lo minta bantuan Rania buat deket sama gue. Wah, ribet juga ya," sambung Gesang semakin membuat Tisya merasa tersudutkan.

Mata Tisya mulai memanas mendengar ucapan Gesang yang menyinggung perasaannya.

"Rania ngadu?" tanya Tisya sebelum Gesang kembali bersuara.

"Ngadu gimana sih maksud lo? Dia mana pernah cerita-cerita tentang itu ke gue. Udah deh sekarang mau lo itu apa?"

"Gue mau Kakak pacaran sama gue!" Tisya memberanikan diri untuk menjawab pertanyaan Gesang.

Dengan anggukan pelan Gesang tertawa meremehkan. "Gue jadi pacar lo ya? Bisa sih asalkan lo mau tuh rebutan sama Lusiana," balas Gesang menunjuk Lusiana yang sedang memperhatikan ke arahnya dan Tisya.

Tisya paham maksud Gesang. "Kesannya lo kayak orang nggak tau diri, Kak! Lo pikir gue boneka apa bisa lo mainin kayak gini?" sungutnya kesal dan menahan tangis.

Lihat selengkapnya