Bagi kebanyakan orang, hari Minggu adalah hari dimana mereka akan menghabiskan waktu untuk pergi berlibur. Menjernihkan pikiran yang sedang ruwet. Beda halnya bagi Gesang. Laki-laki itu hari ini memilih untuk berada di rumah. Berkutat dengan lembaran-lembaran soal prediksi yang akan keluar besok saat Try Out.
"Nah gitu dong semangat belajarnya," celetuk Gizca dari ambang pintu kamar Gesang.
Sembari menolehkan kepalanya, Gesang bertanya, "Sejak kapan di situ?"
"Barusan," jawab Gizca seraya berjalan mendekat ke arah Gesang yang duduk di meja belajarnya.
"Kamu perlu bantuan nggak?" tanya Gizca kepada Gesang.
"Belum. Nanti kalo emang ada yang susah aku perlu."
Gizca menganggukkan kepalanya dan memilih untuk duduk di atas tempat tidur milik Gesang. Memeperhatikan Gesang yang sedang fokus belajar dari belakang. Senyum Gizca tercetak jelas, adik sepupunya ini kini sudah mengerti seberapa pentingnya belajar untuk seorang pelajar. Dan Gizca berharap, hasil yang Gesang dapatkan nanti sebanding dengan usahanya.
Gizca menolehkan kepalanya ke arah nakas di samping tempat tidur Gesang. Ada sebuah bingkai yang menghiasi foto seorang gadis cantik dengan sepasang manik matanya yang indah.
Gizca tersenyum. Rania baik anaknya dia juga friendly. Wajar kamu segitunya suka sama dia.
"CA, JADI NGGAK?"
Gizca terkesiap mendengar teriakan Abangnya. Gizca lantas melihat Gesang yang masih anteng dengan aktivitasnya.
"CA, NGGAK JADI BELI SKINCARE NIH KALO LO LAMA!" ancam Gatra yang masih beteriak.
Gizca bergegas keluar dari kamar Gesang sebelum Gatra benar-benar membatalkan janjinya untuk membelikan skincare.
Gesang yang melihat Gizca seperti orang yang takut kehilangan pacar hanya bisa terkekeh pelan. Memiliki Abang dan Kakak seperti Gatra dan Gizca membuat Gesang tidak kesepian. Walaupun mereka berdua hanya sepupunya.
"Tiba-tiba kangen sama Rania," gumam Gesang sembari meraih ponselnya yang sengaja di letakkan di antara beberapa buku paket miliknya.
"Dari kejadian kemarin gue belum ada chat dia sama sekali." Gesang membuka aplikasi WhatsApp dan membuka roomchat-nya bersama Rania.
Gesang mengetik pesan kemudian mengirimnya. Beruntung Rania sedang online dan pesannya langsung di baca di menit ini juga.
Setelah mendapat balasan dari Rania. Gesang menekan ikon telepon di pojok kanan atas dan mengeraskan volume teleponnya.
"Assalamualaikum."
"Waalaikumussalam, tumben salam?" Gesang mendengar kekehan kecil Rania. Sontak itu membuat Gesang tersenyum tanpa sepengetahuan Rania di seberang sana.
"Emang nggak boleh?"