Setelah melewati hari terakhir Try Out kelima membuat Gesang menghela napasnya lega. Tersisa dua kali Try Out lagi untuk menempuh ujian yang sesungguhnya. Gesang merasakan semuanya cepat berlalu. Dirinya sekarang sudah beranjak dewasa. Sebentar lagi lulus SMA dan melanjutkan ke perguruan tinggi. Setelah wisuda nanti Gesang akan pergi ke Jogja untuk mengunjungi Yangkung, Yangti, dan keluarga besarnya di sana. Sekaligus mempersiapkan rencananya untuk melanjutkan pendidikan di kota itu.
"Mikirin apa sih lo?" Linggar menepuk bahu Gesang dan duduk di sebelah laki-laki itu.
"Enggak. Diko mana?"
"Diko katanya mau balik duluan, Bokapnya minta dia buat nemenin calon nyokap barunya ke acara apa gitu gue lupa tadi Diko ngomong apa," jawab Linggar.
Gesang menganggukkan kepalanya dan mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Suasana sekolah yang terlihat sepi karena adik kelas dan murid seangkatan berada di dalam ruangan.
"Lo mau balik kapan?" tanya Gesang.
"Entaran lah, Sang, gue sekalian diminta jemput Lintang," balas Linggar sembari menyenderkan tubuhnya ke pilar.
"Adik lo biasanya dijemput pacarnya, kan?"
"Iye, tapi doi minta hari ini yang jemput gue. Au dah doi kenapa? Lagi berantem kali ya?" Linggar terkekeh pelan. Adiknya itu hampir setahun ini memiliki pacar. Linggar kenal pacar adiknya. Laki-laki baik yang selalu menuruti apa kemauan adiknya dan sangat perhatian dengan adiknya. Jika saja mereka putus, Linggar dapat memastikan adiknya itu susah move on karena ini kali pertama dia pacaran.
"Kalo gitu gue balik duluan," ucap Gesang lalu bangkit dan berlalu pergi meninggalkab Linggar.
Gesang melewati koridor kelas sebelas yang nampak sepi hanya terdengar suara guru yang sedang menjelaskan dan suara murid yang sedang presentasi.
Mata Gesang tertuju kepada seseorang yang sedang berdiri di depan layar proyektor dengan lihai menjelaskan materi yang sedang gadis itu presentasikan.
Senyum Gesang terukir saat sepasang manik mata indah milik gadis itu menatap mata hitam legamnya. Hanya beberapa detik saja tetapi Gesang cukup senang.
"Mata itu yang pertama kali bikin gue suka sama lo, Ran," gumam Gesang yang sudah melanjutkan langkahnya.
Gesang jadi teringat kejadian di bandara beberapa waktu lalu. Saat pertama kali menatap sepasang manik indah milik Rania. Saat itulah pertama kalinya Gesang suka dengan Rania. Gadis yang tidak sengaja meluruskan kaki dan membuat Gesang tersungkur di depannya.
Gesang terkekeh pelan mengingat kejadian itu.
>>><<<
Bintang-bintang di atas sana semakin mendukung Rania untuk hanyut ke dalam lamunannya. Rania teringat ketika Gesang menghampirinya di depan lobi. Rania teringat Gesang tersenyum padanya siang tadi. Rindunya kepada Gesang secara perlahan terbayarkan. Ingin sekali bersama seperti dulu tapi keadaan belum mau bersahabat.
Helaan napas pelan terdengar dari gadis itu yang memilih untuk duduk di bangku yang ada di balkon kamarnya.
"Sayang."
Rania menolehkan kepalanya dan tersenyum. Wanita paruh baya yang memanggilnya tadi duduk di sebelahnya.