"Na, udah belum?" tanya Gesang kepada Lusiana yang sedang memilih baju di salah satu pusat perbelanjaan.
Hampir dari pagi tadi Gesang menghabiskan waktu bersama Lusiana. Pagi tadi jalan-jalan ke taman, siang nonton, dan jam lima sore ini Lusiana masih sibuk berbelanja.
"Bentar, Sang, aku baru nyari yang pas."
Gesang menganggukkan kepalanya dan melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Gesang ada janji dengan bundanya Rania jam tujuh. Gesang kuatir jalanan macet dan telat datang karena harus mengantar Lusiana pulang juga.
"Aku bayar dulu ya, Sang," kata Lusiana.
"Gue bayarin sini." Gesang bangkit dari duduknya, namun Lusiana menggelengkan kepalanya cepat.
"Aku bayar sendiri aja, dari tadi kamu terus yang bayarin." Lusiana tersenyum dan melangkah menuju meja kasir.
Gesang senang Lusiana kembali menjadi seperti dulu. Bukan menjadi Lusiana yang tempramental, suka melabrak siswi-siswi di sekolahan, berbuat jahat ke pada Rania, dan keburukan lainnya. Gesang lebih suka Lusiana yang kalem dan apa adanya.
"Udah?"
"Udah nih. Mau langsung balik apa makan dulu?"
"Balik aja ya, Na, gue ada janji sama orang soalnya," balas Gesang.
Keduanya keluar dari salah satu toko dan berjalan menyusuri pusat perbelanjaan ini untuk turun ke basement.
"Sama Rania?" tebak Lusiana. Saat Gesang menggelengkan kepalanya, Lusiana tersenyum senang.
"Sama Bundanya." Jawaban Gesang membuat senyum Lusiana pudar. Gadis itu berdecak kesal dalam hati.
"Kamu deket ya sama keluarga dia?" tanya Lusiana membuat Gesang menolehkan kepalanya dan terkekeh pelan. Tangan Gesang terulur untuk mengacak gemas puncak kepala Lusiana.
"Kan bebas gue mau deket sama keluarga siapa aja. Asalkan gue diterima, gue diperlakukan dengan baik, ya gue mau. Emang kenapa sih lo? Awas aja lo ya sampe macem-macem lagi. Pokoknya sekali lagi lo ngatur-ngatur gue, susah buat gue mau nerima lo jadi sahabat gue kayak gini lagi," ucap Gesang membuat Lusiana semakin kesal.
"Tapi nggak ada yang ngelarang kan aku masih punya harapan lebih deket sama kamu? Lebih dari seorang sahabat mungkin?"
Gesang menggelengkan kepalanya. "Gue lebih suka kita sahabatan. Gue udah nyaman kayak gini, Lusiana. Lo nggak perlu jadi pacar gue buat gue perhatiin. Cukup lo jadi sahabat gue, lo baik ke gue sama orang-orang di sekitar gue, pasti gue bakal baik juga ke elo," katanya.