GERA

disasalma
Chapter #67

#67 GERA

Seharian ini Diko sudah berusaha untuk menemui Gesang dan menjelaskan sejujur-jujurnya tentang hubungannya dengan Rania. Diko juga ingin memberitahu semua orang jika Rania itu sepupunya.

Namun keadaan belum mengizinkan untuk sekarang ini. Diko dengan wajah yang masih penuh memar tidak henti-hentinya memikirkan cara agar bisa menemui Gesang dan menjelaskan semuanya.

"Dari awal seharusnya gue nggak nutupin identitas keluarga gue dari semua orang," ujar Diko sembari mengacak gusar rambutnya.

"Lo nggak salah kok, Kak," ucap Rania. "Lo lakuin itu karena lo mau jaga privasi keluarga mama lo, kan? Lo mau jagain gue. Orang-orang pasti akan ngerti kalo lo jujur sama mereka semua."

"Iya, tapi gue ... gue belum bisa jujur ke mereka semua sebelum gue jelasin ke Gesang," sahut Diko.

Rania tersenyum miris. "Percuma, Gesang udah dikuasai sama egonya sendiri. Dia salah paham sama kita. Dia pikir kemarin kita ciuman. Padahal enggak sama sekali," katanya.

Diko duduk di sofa dan menundukkan kepalanya. Mengapa semuanya menjadi rumit seperti ini? Persahabatannya dengan Gesang berada di ujung tanduk sekarang.

Rania yang melihat Diko frustrasi ikut bersedih. Terlebih mengingat kejadian kemarin Gesang membentaknya, tidak ingin menatap matanya, dan menuduhnya yang tidak-tidak. Rania bingung harus melakukan apa agar Gesang percaya padanya. Rania tidak ingin, persahabatan Diko dan Gesang rusak hanya karena kesalahpahaman ini.

"Rania ... Sayang, itu kamu dicariin temen kamu," ucap Dena yang baru saja masuk ke dalam rumah. "Bunda ke atas dulu ya," katanya dan berlalu pergi.

"Gue keluar dulu, Kak."

Rania jalan keluar rumah hendak menemui tamunya. Rania berdiri mematung di ambang pintu saat melihat Rahmat datang ke rumahnya sore ini. Rahmat tidak datang sendiri itu yang membuat Rania tampak terkejut. Di belakangnya, ada Galvan dan juga seorang perempuan yang melingkarkan tangannya di lengan Galvan.

"Rania," Rahmat mendekati Rania dan memberikan kotak yang ia bawa. Yang Rahmat berikan itu kotak berisi bukti-bukti yang sudah Lakra kumpulkan atas perintah Gesang. Rahmat yang menemukan kotak itu di dekat lobi.

"Apa ini?" tanya Rania mengangkat kotak kecil yang ada di tangannya. "Terus dari mana lo kenal Galvan?" lanjut Rania menunjuk Galvan dengan ekor matanya.

Galvan melepaskan lengan Drena yang melingkar di lengannya. Laki-laki itu mendekat ke arah Rania dan tersenyum hangat.

"Hai, apa kabar?"

Lihat selengkapnya