Gerbang Cahaya Tirtaasih

INeeTha
Chapter #4

Bab 4. Mimpi yang Mengganggu

Malam itu, Aria terlelap di kamarnya yang remang-remang. Aroma lavender dari lilin aromaterapi yang dinyalakan sebelum tidur memenuhi ruangan, menciptakan suasana tenang. Namun, ketenangan itu tak bertahan lama.

Di alam mimpi, Aria melihat Ratna. Sahabatnya itu berada di sebuah tempat asing, gelap, dan dingin. Ratna terikat rantai, wajahnya pucat pasi. Aria berusaha mendekat, tetapi kakinya terasa berat, seolah terpaku di tempat.

"Aria… tolong aku…" lirih suara Ratna, nyaris tak terdengar.

Aria tersentak bangun, napasnya tersengal. Jantungnya berdegup kencang. Mimpi itu terasa begitu nyata, begitu dekat. Ia meraih ponsel di nakas, melihat jam. Pukul 02.37. Aria memutuskan untuk tidak tidur lagi. Ia bangkit, berjalan ke jendela, menatap langit malam yang gelap.

Sementara itu, di kamar lain, Bagas juga terbangun dengan napas terengah-engah. Namun, mimpinya berbeda. Ia melihat Ratna berdiri tegak di singgasana, mengenakan jubah mewah, dan memancarkan aura kekuatan. Orang-orang berlutut di hadapannya, menyembah.

"Ini tidak mungkin," gumam Bagas, mengusap wajahnya kasar. "Mimpi macam apa ini?"


Pagi harinya, Aria dan Bagas bertemu di ruang makan. Jaya sudah duduk di meja, menyantap sarapannya dengan lahap.

"Muka kalian berdua kenapa kusut gitu?" tanya Jaya, memperhatikan ekspresi Aria dan Bagas.

Aria menarik kursi, duduk di samping Jaya. "Aku mimpi buruk," jawabnya pelan.

"Aku juga," timpal Bagas, menuangkan kopi ke cangkirnya.

"Soal Ratna?" tebak Jaya, yang dijawab anggukan oleh Aria dan Bagas. "Cerita dong, mimpi kalian kayak gimana?"

Aria mulai bercerita tentang mimpinya. Tentang Ratna yang terikat rantai, tentang suaranya yang memohon pertolongan. Jaya mendengarkan dengan seksama, sesekali menyela dengan gumaman.

"Terus, kamu mimpi apa, Gas?" tanya Jaya, setelah Aria selesai bercerita.

Bagas menghela napas. "Aku mimpi Ratna jadi penguasa. Dia duduk di singgasana, orang-orang nyembah dia."

Jaya terdiam sejenak, lalu tertawa. "Wah, mimpi kalian berdua kontras banget. Kayak sinetron aja."

Lihat selengkapnya