GERBANG DUA SEMESTA

Adham T Fusama
Chapter #2

1: TRIO RODA BAJAJ

Beberapa hari sebelumnya, kamu baru saja selesai melaksanakan ujian salah satu mata kuliah yang kamu ambil.

Kamu rogoh saku untuk mengambil ponselmu. Ternyata ada beberapa pesan masuk di grup WhatsApp Trio Roda Bajaj. Sesuai namanya, grup itu berisi tiga nomor kontak saja: Nomormu serta dua sahabatmu, Jennie dan Hans. Kamu membaca pesan-pesan mereka yang masuk pada saat kamu sedang kuliah tadi.

Intinya, Jennie mengajak mereka untuk merayakan hari terakhir UAS dengan makan siang di restoran. Di lain pihak, Hans malas kalau harus menyetir ke mal saat jalanan Jakarta sedang macet-macetnya menjelang akhir pekan. Jawaban Hans tentu saja bikin Jennie kurang senang, menuduh temannya itu sebenarnya sedang bokek. Hans berkelit, lalu membalas kalau Jennie sepeti anak kecil saja, segala hal harus dirayakan dengan pesta atau makan-makan. Pertengkaran daring antara keduanya pun tak terelakkan.

Kamu tertawa kecil dan menggeleng-gelengkan kepala. Keduanya masih saja suka bertengkar seperti Tom dan Jerry. Kamu menyudahi pertengkaran kekanak-kanakan mereka dengan mengatakan kalau kamu setuju dengan ide Jennie dan bersedia menyetir mobil menggantikan Hans. Jennie dan Hans senang mendengarnya. Kalian lantas bersepakat untuk bertemu di Pohon Sakti, pohon beringin di taman dekat pelataran parkir samping kampus, yang memiliki kemampuan unggul menghalau terik panas sinar matahari Jakarta, sehingga para mahasiswa senang kepadanya dan memberikan nama adigung bagi pohon tersebut.

Kamu sampai lebih dulu di sana. Pohon Sakti letaknya tak jauh dari gedung fakultasmu. Kamu duduk di kursi semen berlapis keramik yang sengaja dibuat mengelilingi pohon, agar orang-orang dapat duduk dengan nyaman di sana.

Kamu duduk di salah satu sisi pohon. Kamu menunggu kedua temanmu sambil memainkan ponselmu. Dengan begitu, kamu bisa menghiraukan sosok pocong yang berdiri di sisi lain pohon, kuntilanak yang sedang duduk-duduk santai di salah satu dahan, dan hantu anak-anak berwajah tua yang asyik berlari-larian keliling pohon. Untung siang itu si genderuwo sedang tidak berada di pohon, jadi kamu tidak perlu merasa deg-degan.

Banyak orang awam yang salah kaprah mengira makhluk halus cuma muncul kala malam saja. (Makanya banyak yang bilang, magrib adalah waktunya bagi setan untuk keluar.) Nyatanya tidak demikian, mereka tetap ada di tengah siang bolong, tidak butuh tempat gelap untuk bernaung, dan tidak takut dengan sinar matahari, karena toh mereka bukan vampir yang merupakan makhluk fiktif.

Anyeong, Sayaaang!”

Kamu mendongakkan kepala saat mendengar ada suara melengking yang menyapamu. Kamu langsung tahu siapa yang datang. Jennie. Kamu tertawa melihat rambut Jennie dipotong bowl cut dan dicat warna merah jambu.

Kamu bertanya, “Kenapa rambut lo, Jen?”

“Gimana, Say? Cocok nggak?” tanya Jennie, merapikan rambutnya pakai tangan. “Gue jadi mirip kayak Kim Tae-yung, kan? Itu, lho, V dari BTS.”

Kamu mengangguk-angguk saja. Temanmu yang satu itu memang sangat terobsesi pada K-Pop sampai level di mana ia mengubah nama panggilannya menjadi “Jennie” agar sama dengan salah satu vokalis girl band kesayangannya, Jennie Blackpink.

Lihat selengkapnya