Affa, Lin, dan Karin terbangun di tengah hutan yang sunyi. Tidak ada suara burung, tidak ada hembusan angin, bahkan dedaunan pun tampak diam tak bergerak. Udara terasa begitu berat, seperti ada sesuatu yang mengawasi mereka dari kejauhan.
"Apa yang terjadi...?" gumam Karin sambil memegang kepalanya yang masih pusing.
Mereka mencoba mencari jalan keluar, tetapi semakin mereka berjalan, semakin hutan itu terasa tak berujung. Tidak peduli ke arah mana mereka melangkah, mereka selalu kembali ke titik awal.
"Kita benar-benar terjebak," ujar Lin panik.
Dengan sisa tenaga, Lin mulai membaca doa dan ayat-ayat suci. Perlahan, kabut hitam yang menyelimuti mereka mulai berputar kencang, hingga akhirnya mereka semua kehilangan kesadaran.
Saat sadar, mereka sudah kembali ke rumah hantu itu. Namun, sebelum mereka bisa memahami apa yang terjadi, Nisa muncul lagi. Matanya penuh kegelapan, senyumannya menyeringai seperti orang yang telah menang.
"Kalian pikir bisa lolos dariku semudah itu?" suara Nisa terdengar lebih berat, seakan ada sesuatu yang berbicara melalui dirinya.
Tanpa perlawanan, mereka diseret kembali ke alam lain. Kali ini, mereka merasa lebih terjebak dari sebelumnya.
Affa segera menyadari bahwa ini semua hanyalah permainan Nisa. Mereka harus bertahan.
"Aku akan menggali tanah untuk mencari air," ujar Affa.
"Aku akan mencari tempat berlindung," tambah Karin.
"Aku akan membantu Affa," kata Lin.
Mereka bekerja sama. Affa dan Lin mulai menggali tanah, berharap menemukan sumber air, sementara Karin menjelajahi sekitar. Tak lama, Karin berteriak, "Aku menemukan goa!"
Mereka segera berlari ke arah Karin. Goa itu sempit dan gelap, tetapi cukup untuk berlindung. Namun, di dalam goa itu, mereka menemukan sebuah pintu besi tua yang tampak seperti gerbang menuju sesuatu yang lebih dalam.
Dengan ragu, mereka membuka pintu tersebut. Yang mengejutkan, di balik pintu itu terdapat ruangan bawah tanah yang sangat mirip dengan lantai tiga rumah hantu tempat mereka pertama kali terjebak.
"Kita kembali ke rumah itu… tapi di alam yang berbeda," kata Affa dengan napas berat.
Saat mereka melangkah masuk, tiba-tiba terdengar suara berbisik.
"Selamat datang di ujian berikutnya…"
Ujian Kunci Misterius