Keesokan harinya, saat matahari mulai meninggi, mereka kedatangan seseorang yang tidak terduga. Seorang pria berambut pendek dengan ekspresi tenang melangkah mendekati mereka.
"Siapa dia?" Enzo menyipitkan mata, menatap pria asing itu dengan penuh selidik.
Faulin ikut mengernyit. "Iya, siapa ya?"
Pria itu tidak langsung menjawab. Ia hanya mengamati mereka dengan ekspresi datar.
Affa, yang lebih cepat mengenali sesuatu yang aneh dari pria itu, tiba-tiba bergumam, "Tunggu… jangan-jangan dia..."
Pria itu akhirnya berbicara dengan suara tenang namun penuh kewibawaan. "Namaku Zan. Aku datang dari masa depan."
"Hah?!" Enzo dan Faulin berseru bersamaan.
Zan mengangguk. "Aku dikirim ke masa ini untuk menyelesaikan sesuatu yang telah mengacaukan keseimbangan dunia. Dan kalian—kalian bertiga adalah kunci untuk memperbaikinya."
Mereka bertiga saling bertukar pandang, masih sulit mencerna situasi ini.
"Tunggu dulu," Faulin menaruh tangan di pinggangnya, skeptis. "Masa depan? Seimbang dunia? Lu pikir kita bakal percaya gitu aja?"
Zan menghela napas. "Aku tahu ini sulit dipercaya, tapi waktu kita tidak banyak. Aku ke sini karena ada misi yang harus kita selesaikan—Laut Cahaya. Di sana terdapat persenjataan canggih dan markas bawah laut yang menyimpan sesuatu yang bisa menghentikan ancaman besar di masa depan."
Enzo masih bingung, tapi akhirnya mengangguk. "Oke… kalau ini demi menghentikan sesuatu yang lebih besar, gue ikut."
Faulin mendesah. "Yah… daripada hidup kita makin membosankan, ayo lah."
Affa hanya tersenyum tipis. "Kalau kita bisa menyelamatkan dunia, kenapa enggak?"
"Bagus," Zan mengangguk puas. "Kita berangkat sekarang."
Setelah perjalanan panjang, mereka tiba di perairan Laut Cahaya. Di bawah air yang biru pekat, tampak bayangan besar yang bergerak. Monster laut.
Namun, alih-alih bersiap bertarung, Zan justru melangkah maju dengan tenang. "Jangan khawatir. Aku bisa menjinakkan mereka."
Faulin menyipitkan mata. "Gimana caranya?"
Zan tidak menjawab. Ia hanya mengangkat tangannya, dan dalam sekejap, monster-monster yang sebelumnya terlihat ganas berubah jinak.
Enzo melongo. "Lu serius?!"
Zan menoleh, ekspresinya tetap tenang. "Sekarang, kita masuk ke dalam mulut monster itu."
"Hah?!" Faulin langsung mundur selangkah. "Gue gak mau!"
"Lu gila ya?!" Enzo ikut protes.
Affa mengangkat bahu. "Yah… karakter baru penakut amat sih?"