Gerbang Masa Terlarang

Nura Ki
Chapter #13

Mayat Hidup #13

Bumi tampak hancur. Kota-kota telah runtuh, jalanan kosong kecuali sisa-sisa peradaban yang kini hanya dihuni bayangan kehancuran. Seandainya manusia bisa bermigrasi ke Mars sepenuhnya, mungkin harapan masih ada. Namun, planet merah itu pun belum cukup siap menampung semua orang.


Affa duduk di tepi balkon, menatap langit yang kelam. "Yah… inilah dunia kita sekarang. Hancur. Aku kangen sekolah."


Enzo berdiri di sampingnya, tangannya menyilang di dada. "Sekolah? Dalam kondisi kayak gini? Lihat sekeliling, Fa. Banyak orang yang gak sempat tamat sekolah tapi malah selamat. Sementara yang masih di sekolah, kebanyakan... terjebak."


Affa menghela napas. "Iya juga sih..."


Faulin muncul dari belakang. "Udahlah, kita istirahat aja. Besok kita ke Bumi."


"Baiklah," jawab Affa.


"Setuju," timpal Enzo.


Tiba-tiba, sebuah suara lain bergabung dalam percakapan mereka. "Akhirnya aku keluar juga dari laboratorium..."


Affa menoleh cepat. "Eh, Ana?! Dari mana aja lu?"


Ana tersenyum bangga. "Sibuk bikin mesin senjata buat kalian, dong."


Enzo mengangguk paham. "Oh, pantesan ngilang."


Ana tertawa kecil. "Hehehe... Yaudah, sekarang kita tidur dulu."


Mereka pun beristirahat, menikmati malam terakhir sebelum kembali ke Bumi.


...


Peringatan Bahaya


Pagi pun tiba. Suara lonceng menggema di seluruh Mars.


Affa terbangun dan mengusap matanya. "Wah, kita beneran di dunia baru. Itu pasti lonceng di pusat kota."


Faulin, yang masih setengah sadar, langsung mengoreksi. "Bukan, Affa... Itu lonceng peringatan bahaya."


Enzo buru-buru keluar untuk melihat situasi. "Gawat! Di sana ada zombie! Kita harus pergi sekarang!"


Ana bergegas menarik Enzo kembali ke dalam. "Jangan keluar! Kita ke atas! Aku sudah siapkan pesawat luar angkasa."


Faulin langsung menghidupkan mesin pesawat. "Ayo naik! Aku yang nyetir!"


Namun sebelum mereka sempat kabur, suara tawa menyeramkan bergema di udara.

Lihat selengkapnya