Mereka tidak sendirian.
Dari kejauhan, sosok misterius mengamati gerak-gerik rombongan Affa. Mata mekanisnya berkilat di bawah cahaya redup Mars. Itu adalah Klii, robot penjaga yang mereka tinggalkan di markas lama. Namun, di sisinya berdiri seseorang yang lebih mencurigakan... seorang kakek tua yang pernah muncul dalam mimpi Affa.
Klii dan sang kakek hanya menunggu. Mereka tahu bahwa Affa dan rombongannya pasti akan kembali.
....
Rahasia Mars
Affa dan timnya terus mencari alat untuk kembali ke Bumi. Langkah mereka cepat, tapi pikirannya masih terganggu oleh sesuatu.
"Kenapa orang-orang di sini aneh banget, ya?" gumam Affa. "Dari awal kita datang, mereka gak kaget sama kita. Malah kita yang kebingungan."
Enzo mengangkat bahu. "Mungkin aja ini hal biasa di sini."
Affa menghela napas. "Tapi tetap aja… aneh."
Faulin, yang berjalan di depan mereka, tiba-tiba menoleh. "Udahlah, jangan bahas itu."
Ana ikut mengangguk. "Iya, bener."
Enzo menyipitkan mata. "Kenapa emangnya?"
Affa menggaruk kepalanya. "Apa kita ganggu mereka ya?"
Faulin menghela napas berat. "Bukan gitu. Tapi sebagian besar dari mereka bukan manusia. Mereka robot. Manusia asli di sini cuma para petinggi dan beberapa rakyat biasa."
Enzo tersentak. "Oh, gitu ya? Coba deh gue panggil salah satu dari mereka."
Faulin langsung menahan lengannya. "Jangan!"
Ana menahan tawa. "Hayo, Faulin marah tuh."
Faulin melotot. "Bacot kalian!" Dia mempercepat langkahnya, meninggalkan mereka.
Affa buru-buru menyusul. "Eh, maaf deh. Gue gak bermaksud gitu..."
Enzo ikut berlari. "Iya, bro. Kita gak ada maksud bikin lo kesel."
Faulin hanya mengibaskan tangannya. "Iya, iya. Udah, kita ke markas. Kayaknya ada tamu di sana..."
Mereka langsung berlari. Apakah markas mereka telah diserang?
...
Sang Kakek Misterius
Begitu tiba di markas, mereka mendapati Klii berdiri di dekat pintu. Di dalam, seorang pria tua duduk di sofa dengan tenang.