"Kau dan aku bagaikan langit dan bumi, yang jaraknya tidak pernah bisa diteliti yang perjumpaannya tak mungkin terjadi, meski hanya saling melewati"
***
Seorang gadis berseragam putih biru tengah berjalan di koridor sekolahnya di saat semua murid di sekolah ini tengah belajar di dalam kelas mereka masing-masing.
Gadis itu bernama Ravina yang berarti daun, itu yang dikatakan kedua orang tuanya ketika Ravina bertanya tentang arti dari namanya.
Saat ini Ravina sedang berjalan menuju ke-arah toilet di sekolah SMP Tunas Sakti, di perjalanannya, Ravina melihat Wama Tjandra Aila yang namanya telah tersimpan di dalam hatinya beberapa hari ini. Entahlah, Ravina juga tidak mengerti kenapa dia bisa tiba-tiba jatuh cinta kepada Wama, padahal mereka berdua tidak saling kenal, dan parahnya Ravi tidak pernah mengetahui keberadaan siswa yang bernama Wama di sekolah ini sebelumnya.
Hari itu saat Ravina pulang dari sekolahnya, dia melihat fenomena yang sangat unik menurutnya, dia melihat gerimis yang sedang turun dari langit, buliran airnya sangat lembut dan berukuran sangat kecil, mengambang di udara sangat lama dan terlihat seperti bergerak sangat pelan sekali saat turun membasahi bumi.
Setelah peristiwa itu di dalam otaknya Ravina dan hatinya Ravina muncul sebuah nama yang entah mengapa membuat dia sangat merindukan sosok tersebut, yang wajahnya dan suaranya saja tidak pernah ia lihat dan dengar, keberadaannya juga tak pernah Ravina ketahui, namun di dalam otaknya tertulis jelas bahwa nama laki-laki itu adalah Wama Tjandra Aila dan bersekolah di SMP Tunas Sakti sama seperti dirinya.
Setiap hari Ravina merasa tersiksa dengan perasaan yang sedang dialaminya saat ini, akhirnya Ravina memberanikan diri bertanya kepada salah satu teman sekelasnya tentang sosok Wama Tjandra Aila yang ia ragukan eksistensinya di muka bumi ini.