GHAMABETA

Titon Adrinanto
Chapter #2

Hadiya Si Periang

“Ngobrolin apa sih? Kok pada ketawa?”, kata Hadiya sambil turun tangga dengan gerakan sedikit melompat-lompat kecil.

Gadis periang itu bernama Hadiya. Berbeda dengan Gaiya yang pembawaannya tenang dan fokus, Hadiya malah lebih senang kegiatan-kegiatan fisik dan olahraga. Mulai dari Balapan lari, bersepeda, main basket, wushu, sampai adu panco dengan Gaiya juga dia lakukan. Bahkan Hadiya lebih sering menang daripada Gaiya. Akan tetapi, yang paling penting adalah, mau menang ataupun kalah, Gaiya tetap semangat dan senang melakukannya.

Hadiya berbeda 2 tahun dengan Gaiya. Lebih kecil secara umur dan fisik dari Gaiya, tidak membuat Aba dan Ama memanjakannya. Untuk hal-hal tertentu di rumah, Aba dan Ama lebih sering meminta tolong Hadiya, seperti memindahkan kursi, mengangkat kardus dan galon air mineral, membuang sampah, dan membantu mengganti lampu yang mati. Bukan karena Gaiya sebagai anak laki-laki tidak bisa melakukannya, tetapi Hadiya memang lebih cepat menanggapi jika Aba atau Ama meminta tolong hal-hal seperti itu. Sepertinya, Hadiya memang lebih berani menghadapi resiko ketimbang Gaiya yang lebih banyak mikir dulu sebelum bertindak.

Hadiya selalu semangat untuk sekolah. Bukan karena tertarik dengan mata pelajaran tertentu, lebih untuk berkumpul sama teman-temannya. Hal ini sudah terlihat sejak Gaiya mulai masuk TK, Hadiya sudah bertanya terus kapan dia sekolah juga. Dari sorot matanya saat melihat Gaiya turun dari mobil berjalan ke sekolah, rasanya ingin sekali ikut juga.

Kalau ditanya memangnya mau apa cepat-cepat sekolah, Hadiya menjawab,”Mau main sama teman-teman”. Padahal punya teman saja belum. Hanya saja situasi ini hanya berlangsung singkat karena benar saja, ketika mulai masuk TK, Hadiya cepat sekali berteman. Mungkin hanya seminggu saja masuk TK, Hadiya sudah kenal dan hafal nama teman-temannya.

"Ama, Hadiya seneng deh hari ini gak ada pelajaran. Cuma main-main aja. Aku mau ikut lomba lari estafet deh kayaknya. Ya kalau diijinkan sama Bu Guru, soalnya Hadiya kan udah sering juara lomba lari, jadi kata Bu Guru disuruh gantian sama yang lain. Padahal kan Aku pingin ikut", kata Hadiya sambil tertawa kecil menuju meja makan.

"Emangnya ada hadiahnya kalau menang?", tanya Gaiya dengan mulut penuh nasi dan telor ceplok.

"Kata Bu Guru, kayaknya alat-alat tulis atau perlengkapan belajar gitu deh", jawab Hadiya sambil duduk di kursi.

"Kalau cuma itu, kenapa gak beli aja sih? Gak usah capek-capek lomba lari estafet. Iya gak, Ama?", kata Gaiya sambil tertawa kecil.

Lihat selengkapnya