Serangan mendadak yang dilakukan tiga pemuda berandalan itu sukses.
Snyder, Carter, serta dua polisi yang mendampingi mereka kini terkapar di lantai pondok. Para abdi negara itu menggeliat-geliat sambil memegangi bagian tubuhnya yang sakit kena hajar. Carter bahkan sudah kehilangan kesadaran. Mereka semua tidak menyangka bakal disergap secara tiba-tiba.
Brak! Mendadak pintu kamar tempat Arabel disekap jebol. Para pemuda berandalan itu kaget. Mereka menyaksikan Arabel terlempar keluar bersama dengan kayu pintu yang pecah. Rupanya kali ini giliran tiga pemuda preman itu dibikin kecolongan. Arabel berhasil mendobrak pintu yang memang sudah rapuh itu.
Gadis Jerman itu lalu berusaha menegakkan tubuh secepatnya. Sepertinya kekuatan Arabel berasal dari adrenalin yang terpacu. Ia ingin sekali dibebaskan oleh Snyder dan rekan-rekannya. Maka mau tak mau ia harus keluar kamar, memberitahukan bahwa dirinya ada di pondok itu.
Kelengahan sejenak para pemuda itu ternyata berakibat buruk. Sebuah serangan balasan tiba-tiba dilancarkan dengan keras.
Salah satu polisi bangun dan menyeruduk pemuda yang berdiri paling dekat dengannya. Pemuda itu seketika terdorong tanpa ampun ke belakang. Saat terdorong, pemuda tersebut menabrak salah satu rekannya yang lalu ikut terjengkang. Pemuda yang terjengkang itu kemudian jatuh menimpa tubuh Carter yang tergeletak pingsan.
Carter menjadi siuman. Ia memegangi bagian belakang kepalanya yang sakit. Namun sebelum kesadaran Carter kembali sepenuhnya, satu pemuda yang masih berdiri hendak mengayunkan batang kayu pada Carter untuk membuatnya pingsan lagi.
Brak! Sebuah gentong tanah liat pecah berantakan setelah menghantam punggung si pemuda. Membuatnya sempoyongan. Rupanya Snyder barusan menyerangnya.
Namun pergulatan di dalam pondok belumlah selesai. Para berandalan itu berusia muda, dan tentu saja staminanya lebih bugar. Mereka dengan cepat bangkit dan memberikan perlawanan.