Ghost Hunt: Panic In The Country

R.o.s.e B.l.u.e
Chapter #15

Vol. 0: I Lost || Chapter 14: Berita Mengejutkan

Matahari telah menyapa dengan penuh kehangatan. Suara ramai para tetangga, kendaraan-kendaraan yang keluar–masuk pekarangan apartemen membuat Astan menggeliat. Astan melirik jam dinding yang terpasang dengan kaku dan menunjukkan pukul 06.00 pagi. Astan keluar dengan handuk di leher, baru saja dia menutup pintu kamar, dirinya teringat akan Rei.

Saat Astan mengecek ke kamar Rei, dia sama sekali tidak menemukan apa pun. Astan menutup kembali pintu dan menjauh, bersiap diri dengan rutinitas pagi. Setelah selesai Astan pergi untuk bekerja. Di sepanjang perjalanan, Astan terus memandangi jalanan yang padat oleh kendaraan.

Beberapa menit telah berlalu, bus yang dinaiki Astan berhenti di halte Distrik C-3. Seperti biasa Astan membersihkan seluruh kantor. Setelah selesai, Astan terduduk dengan wajah lemas karena masih mengkhawatirkan Rei. Di saat Astan terdiam dalam lamunan, Endra telah berdiri di depan dirinya. Dengan menyender ke dinding dan kedua tangan yang saling melipat. Endra berdehem dengan suara keras, hingga membuat Astan tersadar dari lamunan.

“Ada apa?” tanya Astan.

“Harusnya aku yang bertanya, kenapa kamu memasang wajah seperti itu dan melamun? Apa terjadi sesuatu?” tanya Endra dengan rasa khawatirnya.

“Tidak ada apa-apa, aku hanya mengkhawatirkan Kak. Rei. Itu saja,” jawab Astan yang mencoba untuk tersenyum.

“Ah, baiklah kalau begitu. Bisakah kamu membantuku?” tanya Endra lagi. Dengan senang Astan berdiri dari duduknya, dan kemudian bertanya, “Apa itu?”

Endra meminta Astan untuk mengikutinya ke meja kosong. Endra memberikan sebuah amplop berwarna cokelat kepada Astan yang memasang wajah bingung. Endra menjelaskan dengan singkat mengenai situasi kantor dan karyawan yang telah habis kontrak. Dia memberikan penjelasan dan memberikan kertas berisi alamat dari penerima amplop cokelat tersebut.

Tidak lupa Endra memberikan sebuah kunci kendaraan dan memberi tahu letak penyimpanannya. Astan berdiri di depan sebuah motor skutik berwarna cream dengan kotak hitam. Dua warna yang sama sekali tidak masuk, tetapi itu bukanlah masalah. Astan bergegas menuju kendaraan motor, memasukkan amplop cokelat ke box hitam, menyalakannya dan melesat pergi.

Di perjalanan Astan berusaha untuk menyalip kendaraan-kendaraan lain. Tidak lama Astan telah sampai di depan sebuah gerbang gapura, tulisan besar terlihat jelas, yaitu 'Distrik D-6'. Astan berjalan mendekati pos satpam untuk memberikan identitas dan pengecekan. Setelah selesai, dia melanjutkan perjalanan melewati bangunan-bangunan yang tidak terawat dan sangat tua.

Lihat selengkapnya