Astan memperhatikan perempuan itu yang tengah mengetik sesuatu di ponsel pintarnya. Setelah sang perempuan menyelesaikan ketikan, dia langsung menunjukkannya. Astan membaca kata-kata di layar persegi panjang dengan seksama.
“Saya Synta Ameina, anggota organisasi G-Hunt.” Synta memperkenalkan diri dengan suara lirihnya.
“Saya Astan Putra Ugraha, Anda bisa panggil Astan.” Astan menimpalinya dengan senyum tipis.
“Aku bisa membantumu untuk mendaftarkannya. Dan juga, mereka harus dicek juga. Provinsi Jaws sangat ketat, berbeda dengan Provinsi Batav. Mereka cenderung tidak percaya dengan hal-hal seperti ini. Oh ya, apa kamu akan bekerja atau hanya liburan?” tanya Synta dengan penjelasan singkatnya dan memgubah dari bahasa halus menjadi lebih akrab.
“Pulang ke rumah,” jawab Astan singkat.
“Ah, kamu perantau. Aku juga,” jawab Synta dengan sangat senang.
Mereka saling berbincang, meski hanya Synta yang sangat hiperaktif dan ceria. Sedangkan Astan hanya menjawab dan menimpalinya dengan biasa saja. Beberapa jam kemudian, kapal berhenti tepat di dermaga. Seluruh penumpang berhamburan keluar, begitu pula dengan Astan yang berjalan bersama Synta.
Mereka berjalan menuju gerbang keluar dan tengah melakukan pengecekan sekaligus memberikan kartu identitas untuk data. Astan terus mengikuti langkah Synta hingga mereka telah berada di depan sebuah bangunan dengan dinding yang tua. Tanpa berkata apa pun Astan mengikuti Synta dan mereka kini berada di depan sebuah meja resepsionis.
Sesudah menulis nama masing-masing di buku besar, mereka lekas berjalan menuju salah satu ruangan yang berada di lantai atas. Seorang laki-laki dengan pakaian nyentrik memberikan beberapa pertanyaan kepada Astan dan kelima temannya. Tidak memakan waktu lama, Astan telah selesai dengan semua urusan di tempat ini.
Astan dan Synta memutuskan untuk berpisah di sini. Astan terus memperhatikan Synta yang berjalan menjauh darinya. Beberapa detik kemudian, Astan berjalan ke arah berlawanan. Astan mencari bus yang akan mengantarkan dirinya ke kota tujuan.