Ghost Hunt: Panic In The Country

R.o.s.e B.l.u.e
Chapter #22

Vol. 0: I Lost || Chapter 21: Secercah Harapan

Namun, sang laki-laki hanya diam dan berjalan menuju meja resepsionis. Duduk di meja dengan tenang tanpa mempedulikan Endra sama sekali. Endra yang melihat hal tersebut hanya menahan rasa kesal, menarik dan mengembuskan napas dengan perlahan.

“Bukannya ini tidak sopan, membiarkan tamu berdiri. Bahkan kamu tidak menjawab pertanyaanku,” ucap Endra. Akan tetapi, lagi-lagi tidak ada jawaban dari sang empu. Bukan Endra jika menyerah begitu saja.

“Apa boleh aku menebak umurmu? Diam artinya iya, baiklah. Menurut perkiraanku, kamu berumur 40 tahun. Kamu terlihat tua,” ucap Endra dengan wajah berpikirnya.

“Aku tidak setua itu tahu, umurku itu 32 tahun. Belum 40 tahun,” ucap sang laki-laki. Membalas perkataan Endra dengan wajah kesalnya. Tidak menyerah untuk menjahili sang laki-laki. Endra terus berceloteh begitu panjang, hingga Astan telah sampai di apartemen tersebut. Napasnya terdengar begitu terengah-engah.

Astan memberikan tatapan kepada laki-laki yang kini telah turun dari meja resepsionis, dia juga mencoba untuk menormalkan napas dan detak jantungnya. Astan juga melihat seorang perempuan berambut cokelat yang terkuncir dua bagian. Tatapan mata tajamnya terus terarah kepada mereka berdua.

“Di mana mereka? Teman-temanku,” tanya Astan.

“Ha, tidak perlu terburu-buru. Sebelum membahas itu, apa kamu mengingatku?” tanya sang laki-laki. Akan tetapi, Astan hanya diam dan tidak menjawab sama sekali.

“Baiklah, sepertinya kamu antara ingat dan tidak. Aku ingin membuat kesepakatan, jika kamu mau ikut denganku. Mereka akan aku bebaskan, aku serius,” ucap laki-laki tersebut.

“Jangan mau, itu hanya akal-akalan dia saja. Sudah membuat Rei meninggal dan sekarang masih menginginkan Astan. Apa yang sedang kalian rencanakan?” tanya Endra.

“Kami ini adalah agen ganda, jadi, kami tidak dapat memberitahukannya. Itu adalah rahasia pelanggan, mari kita saling menguntungkan satu sama lain. Aku hanya perlu membawamu ke tempat organisasi itu, tidak lebih. Jadi, tidak perlu perpanjang masalah ini,” ucapnya.

“Apa kamu yang membunuh Ibuku?” tanya Astan, menimpali perkataan laki-laki tersebut.

“Ha, itu. Aku tidak dapat menjawab, jika kamu ikut denganku. Aku akan menceritakan semua dan melepas teman tidak kasat matamu. Untuk tambahan, kamu bisa bertemu seseorang juga di sana. Yang bisa menceritakan soal kematian Rei dan kedua orang tuamu. Jarang-jarang aku memberikan begitu banyak keuntungan seperti ini,” ucap sang laki-laki panjang lebar.

Astan berpikir beberapa saat, lalu mengiyakan apa yang diinginkan laki-laki tersebut. Meski Endra terus berusaha untuk melarangnya, Astan tetap kepada keputusan akhir. Setelah mendengar jawab Astan, sang laki-laki melepaskan Yeni, Hugo, Riano, dan Emily.

“Tenanglah, aku akan baik-baik saja. Tolong jaga mereka selagi aku pergi, aku janji, aku akan kembali.” Astan berucap dengan senyum kecil di wajah. Astan juga memberikan beberapa kata kepada mereka. Setelahnya, Astan ikut pergi bersama sang laki-laki tanpa perlawanan.

Lihat selengkapnya