Ghost Hunt: Panic In The Country

R.o.s.e B.l.u.e
Chapter #26

Vol. 0: I Lost || Chapter 25: Tekad Baru

Sekarang jam menunjukkan pukul 05.00 pagi, tetapi Rui masih terjaga dengan tetap duduk di samping kiri tempat tidur Astan. Memandangi wajah Astan yang sangat tentram dalam tidurnya. Tidak berapa lama, pintu ruang inap terbuka dan menampakkan Endra. Yang membawa kantong plastik di tangan kanannya. Endra memberikan kantong plastik tersebut.

“Pulanglah, keluarga kamu pasti tengah menunggu. Itu makanan untuk mereka, istirahatlah. Biar aku yang menjaganya,” ucap Endra. Setelah kepergian Rui, Endra hanya duduk dengan memainkan ponsel pintarnya.

Membacakan sebuah komik yang memiliki genre action. Sudah beberapa kali Endra mengganti komik bacaan, hingga sang fajar telah menyapa. Endra mematikan ponselnya dan membiarkan perawat untuk memeriksa keadaan Astan. Saat perawat memeriksanya.

Perlahan Astan membuka kelopak matanya. Endra yang melihatnya, segera menelpon Rui Akarina. Setelah beberapa menit, Rui tiba bersama dengan keluarga kecilnya. Melihat Astan yang tengah terduduk dengan memandangi tirai jendela. Tatapan matanya nampak kosong dan tidak bersemangat.

Astan dapat mendengar, tetapi dia sama sekali tidak ingin membalas. Kini Astan kembali teringat akan perkataan Sakhasi saat menemukan dirinya. ‘Sekarang, kamu tahu seberapa besar perbedaan dirimu dengan mereka. Banyak yang menunggumu kembali, satu hal lagi. Jika kamu ingin membalas mereka, tingkatkan kekuatanmu lagi. Jangan kabur.’ Itulah kata yang kini menusuk pikirannya. Membuat Astan berpikir keras untuk apa yang akan dilakukan hingga dia mendengar suara Rui. Yang mulai terisak kembali saat melihat keadaan Astan.

"Janganlah menangis, aku baik-baik saja." Astan memutuskan untuk bersuara, membuat Rui tersenyum dengan air mata yang masih mengalir.

Mereka berbicara hingga matahari telah berada di atas kepala. Astan meminta untuk mengunjungi pemakaman Rei Akarina. Tentu Rui dengan cepat menyetujuinya, tetapi mereka akan kesana setelah Astan sudah lebih baik. Mendengar hal tersebut, Astan mengiyakan dan dia menghabiskan waktu beberapa hari untuk istirahat.

Tiga minggu setelah Astan beristirahat total dan kondisinya sudah sangat baik. Termasuk juga mental dirinya. Kini Astan tengah terduduk di kursi koridor rumah sakit, menunggu Rui menyelesaikan Administrasi. Saat Astan tengah melihat sekeliling, dia tidak sengaja menangkap punggung yang familiar bagi dirinya. Akan tetapi, Astan menghilangkan pikiran tersebut saat Rui selesai dengan urusannya.

Setelahnya, mereka pergi dan menuju kediaman Rui yang berada di Distrik A-1. Sebuah Distrik mewah dan tempatnya para kaum elit. Tidak perlu membutuhkan waktu lama dari rumah sakit tempat Astan dirawat. Sesampainya, Astan melihat-lihat kamar yang akan ditinggali. Astan mengecek lemari pakaian, meja, rak buku, bahkan meja gamenya.

"Mereka membawa semua barangku," ucap Astan. Setelahnya, Astan keluar dari kamar. Menghampiri Rui yang tengah mempersiapkan makan siang. Astan bertanya mengenai barang-barang Rei. Setelah mendengar jawaban, dia segera menuju gudang yang berada di lantai bawah.

Lihat selengkapnya