Ghost Hunt: Panic In The Country

R.o.s.e B.l.u.e
Chapter #33

Vol. 1: Destiny || Chapter 32: Sarang Berbahaya

Mereka berjalan menjauh dari terminal bus terakhir dan mencari hotel untuk menginap. Setelah berjalan cukup lama, mereka menemukan sebuah hotel yang buka selama 24 jam. Tidak perlu waktu lama, mereka memesan dua kamar yang bersebelahan. Astan merasa lega karena mereka akan beristirahat terlebih dahulu, sebelum melanjutkan aksi. Akan tetapi, baru saja Astan akan naik ke tempat tidur.

Suara ketukan pintu membuatnya tidak jadi beristirahat. Astan segera membuka pintu dengan wajah kesalnya, tetapi saat dia melihat Synta yang telah berganti rambut dari hitam menjadi putih. Dengan tidak menjelaskan apa pun, Synta masuk dan meninggalkan Astan yang masih diam.

Astan menutup pintu dengan rapat dan bergegas menghampiri Synta yang tengah duduk di sofa. Astan mendudukkan diri tepat di samping kiri Synta yang tengah melihat maps Distrik-B Kota Abagon. Synta juga menandai beberapa titik menggunakan bolpoin berwarna merah terang.

“Kenapa kamu menandai tempat-tempat itu?” tanya Astan.

“Tempat-tempat ini adalah tempat yang biasa digunakan untuk pertemuan mereka. Kak. Arieli tidak tahu tempat mana yang akan mereka gunakan sekarang, jadi, kita harus mengeceknya satu-satu. Itu karena mata-mata Kak. Arieli sudah tiada. Dia ketahuan, sepertinya sulit untuk melakukan ini.” Synta menjelaskan dengan memberi tanda ke tempat terakhir.

“Bukankah itu membutuhkan waktu yang lama. Seharusnya, ini dilakukan oleh beberapa orang. Kamu yakin, dia tidak akan menipu kita?” tanya Astan lagi.

“Kak. Arieli itu baik, dia tidak akan melakukan itu. Dan, kita akan pergi untuk bertemu dengan beberapa agenku. Ayo, kita pergi.” Synta segera berdiri dan membereskan beberapa barang yang akan dibawa, sedangkan Astan terpaksa bersiap dan diam-diam mengirim pesan kepada Endra. Beberapa waktu lalu, Astan masih berpikir positif. Akan tetapi, dirinya berubah pikiran karena memiliki perasaan tidak enak.

Seusai persiapan selesai, mereka meninggalkan penginapan. Menyusuri jalanan yang masih sangat sunyi dan gelap. Langit malam masih terlihat gelap dengan sedikit terang. Setelah berjalan cukup lama, mereka sudah berada di sebuah lorong sempit yang memiliki pintu rahasia.

Mereka dapat masuk setelah Synta memberikan sebuah kode yang didapat Synta dari Arieli. Mereka berjalan mengikuti laki-laki yang telah menua dan sedikit berisi. Dengan para mata yang tertuju kepada mereka, seakan sebuah mangsa siap untuk disantap.

Setelah menaiki anak tangga yang panjang, mereka telah sampai di depan sebuah pintu besar dan masuk dengan wajah serius. Saat di dalam, suasana sangat ramai. Beberapa orang bermain kartu dan uang sebagai taruhan, terdapat pula mereka yang hanya mengobrol.

Lihat selengkapnya