Di esok harinya, pagi hari yang cerah menyambut Astan dengan hangat dan langit biru membawa kegembiraan, saat sinar matahari mulai perlahan menembus tirai jendela kamarnya. Hari ini adalah hari di mana Astan harus berkelana jauh dari tempat tinggalnya, dan dia ingin memastikan semuanya berjalan lancar. Astan telah menyiapkan dirinya lebih awal dan dengan hati yang penuh semangat dan bersemangat, dia telah menuliskan di daftar bawaan.
Langkah pertama yang harus Astan siapkan yaitu beberapa pakaian sederhana, seperti celana bahan panjang, kaos pendek dan panjang, dan jaket atau hoodie. Dia juga tidak lupa memeriksa perlengkapan lainnya, seperti peta, kompas, alat komunikasi(ponsel), dan perlengkapan pertolongan pertama semua sudah rapi disusun di dalam tasnya. Dia juga mengambil buku note milik Yeni yang berisi sandi-sandi, dan dirinya pun belum dapat untuk memecahkan setiap angka dan simbol-simbol di dalamnya.
Astan tidak ingin ada yang terlupakan dan harus membeli barang di jalan. Setelah selesai menyiapkan semua barang bawaan, Astan bergegas meninggalkan rumahnya. Dia tahu bahwa dia harus segera pergi ke markas G-Hunt di Distrik D-6 untuk meminta izin untuk sebuah perjalanan yang telah direncanakan dengan matang.
Di markas G-Hunt, suasana ramai dan penuh dengan aktivitas. Astan bertemu dengan teman-temannya, Gabe, Seya, dan Yuri. Mereka sedang duduk di ruang tunggu dan tampak sibuk dalam pembahasan seputar misi-misi terbaru. Astan menghampiri mereka dengan senyum hangat.
Gabe yang selalu ceria, segera melemparkan beberapa pertanyaan kepada Astan, "Astan, ada apa? Kenapa kamu terlihat sangat semangat pagi ini?"
Astan tersenyum, "Aku punya rencana untuk bepergian. Aku datang ke sini untuk meminta izin."
Seya menatap Astan dengan rasa ingin tahu, "Rencana apa itu? Ceritakan lebih detail."
Astan lalu menjelaskan rencananya untuk pergi ke Negara Mazion dan beberapa tempat untuk menemukan teman dari roh kontraknya, yaitu Sakhasi. Mereka semua terkejut ketika mendengar cerita Astan, tetapi berbeda dengan Gabe yang terlihat sangat-sangat antusias.
Dengan mata berbinar, Gabe tiba-tiba bertanya, "Bolehkah aku ikut, Astan?"