Pukul 17.00 siang. Di sebuah pelabuhan di Kota Ranau, merupakan kota dekat pantai dan bagian dari Negara Nyasa, berada di Provinsi Bativ. Matahari terik menyinari kota dengan begitu terang dan kehangatan yang bagi sebagian orang menyebabkan kepanasan, sehingga harus menggunakan pembuat udara dingin agar tubuh tidak mengeluarkan buliran-buliran keringat.
Mereka, Astan, Gabe, Seya, dan Yuri, telah tiba di pelabuhan untuk segera menyeberang menuju negara tetangga dengan menggunakan sebuah kapal laut. Mereka berkumpul di antrian dengan tertib untuk membeli tiket kapal, dan penuh sabar menunggu giliran mereka. Seiring waktu berlalu, kapal yang akan membawa mereka mulai bersiap untuk menerima penumpang.
Saat itu, Gabe merasa ragu dan bertanya kepada Astan, "Apakah benar-benar perlu naik kapal laut? Kenapa tidak pakai pesawat saja?"
Kemudian Astan dengan sedikit tertawa menjawab, "Sakhasi bilang, ini jalan yang aman untuk menuju Negara Mazion."
Meskipun masih ragu dengan jawaban yang keluar dari mulut Astan, Gabe akhirnya memutuskan untuk naik ke kapal bersama teman-temannya. Akan tetapi, begitu kapal mulai bergerak dan meluncur ke perairan yang agak bergelombang. Gabe mulai merasa mabuk laut, perutnya seperti berputar dan bergejolak, mendorong apa pun yang di dalam untuk keluar.
Wajahnya pucat dengan ekspresi yang tidak enak, jijik, menahan diri, dan sedih karena harus melewati perjalanan panjang, Gabe pada akhirnya memuntahkan seluruh isi perut ke lautan luas karena tidak dapat menahan gejolak di perut.
Melihat kondisi Gabe yang semakin memburuk setiap menit, Seya dengan perasaan iba memberikan Gabe sebuah obat penangkal mabuk kendaraan berbentuk bulat dan berwarna cokelat kehitaman buatannya. Seya juga menjelaskan khasiat dari obat penangkal mabuk kendaraan itu yang hanya bertahan selama lima jam, itu dikarenakan Seya hanya memasukan obat dengan dosis rendah. Dan dengan senang Gabe menerima obat itu dan memakan satu buah saja, tetapi ternyata itu tidak berefek di satu jam kemudian.
Kemudian Gabe meminta lagi, dan Seya memberikan tiga buah obat yang setara dengan dosis sedang. Sebelum Gabe memakan obat itu, dia berdoa dengan harapan bisa meredakan rasa mualnya dan tidak lagi mengalami mabuk laut. Akan tetapi, setelah 30 menit. Gabe merasa kantuk, tiba-tiba jatuh dan tertidur lelap, sedangkan Astan dan Yuri terkejut melihat hal itu.