Ghost Story

Ainun
Chapter #2

Kelam Malam

Sore itu langit terlihat merah, aku mengepak sebagian baju yang akan kubawa nanti. Aku sangat senang sekali karena ini pertama kalinya aku bisa keluar rumah, Aku adalah anak tunggal yang lahir di keluarga yang berada orang tuaku sangat menyayangiku mereka takut kehilangan aku swhingga mereka tak pernah membiarkanku keluar rumah. Apapun yang kuperlukan mereka sudah menyediakannya dirumah aku hanya tinggal bilang pada mereka.

Rumahku cukup besar dan memiliki fasilitas sedikit aku tak perlu datang ke sekolah, mereka bilang belajar hanya akan membuatku jadi budak negara sehingga sampai umur 17 tahun aku masih belum bisa membaca dan mengenal huruf dan angka, entah mengapa mereka berbicara begitu aku sendiri tak pernah ingin tahu. Aku juga tak pernah melihat televisi ataupun radio karena ayah bilang itu hanya sampah dunia aku tak perlu melihat atau mendengar hal-hal tersebut. Jika aku bosan ayahku akan menari bersamaku atau kami saling bercerita, kegiatanku dirumah hanya makan, tidur, dan menari.

Aku adalah anak yang cukup sehat ayah dan ibuku memberiku makanan banyak setiap hari dan beraneka ragam. Aku bahagia sekali walaupun aku dirumah saja dan tak mempunyai teman, waktu aku umur 3 tahun pernah ada orang yang bekerja dirumah untuk bersih-bersih disini tapi orang itu pergi begitu saja tanpa bilang apapun seminggu kemudian, kata ayah orang itu pencuri karena dia berusaha membuka kamarku. Iya aku hanya berdiam diri di kamar berukuran sedang ini, ayah dan ibuku menguncinya agar tak ada orang yang bisa menyakiti aku, aku melakukan semua kegiatan di dalam kamar dan melihat ke arah luar dari jendela bolong berukuran 30x30cm meskipun begitu buatku ini hal yang amat menyenangkan. Walau kadang aku merasa kesepian jika ayah dan ibuku tak datang ke kamarku. Mereka sibuk karena banyak urusan. Lalu suatu hari untuk pertama kalinya mereka membolehkanku keluar rumah. Ibuku membukakan kunci kamarku dan memberikan bekal makanan untukku.

Mereka mengusap kepalaku dan memelukku cukup erat Ibuku meneteskan air mata dan berkata sudah saatnya aku melihat, dan berpesan agar aku selalu hati-hati dan semoga aku selamat sampai akhir.

Mereka memberikanku sebuah peta kecil dengan petunjuk arah panah yang menuju kota. Ya rumahku ada didalam hutan yang cukup lebat dengan pohon-pohon yang mungkin berusia ratusan tahun. Berbekal senter kecil aku berjalan menyusuri hutan itu sendirian.

Awalnya aku tak merasa ketakutan tetapi saat mulai jauh dari rumah dan masuk ke dalam hutan yang gelap aku mulai merinding dengan angin yang cukup membuat tubuhku menggigil kedinginan.

KRAK KRAK KRAK

Terdengar suara kayu yang terinjak dan terseret seperti ada yang datamg mendekatiku,suasana malam makin mencekam aku terpaku melihat sekeliling gelap tak kulihat setitikpun cahaya. Dari arah samping aku mulai melihat 2 titik cahaya merah menyala yang semakin lama semakin dekat dan besar.

Aku tak bisa bergerak dan bersuara aku hanya melihatnya mendekat

Itu adalah mahluk berbulu tubuhnya seperti seorang manusia namun dipenuhi bulu hitam lebat seperti srigala tangannya mempunyai kuku panjang dan tajam seperþi cakar matanya besar tidak seperti ukuran manusia normal dan berwarna merah menyala tubuhnya besar dan setinggi 3 meter kira kira mulutnya menganga dengan gigi taring tajam penuh air liur dan darah seperti habis menggigit sesuatu dia mengeliarkan suara menggeram. Dia seperti akan memakanku hidup hidup

Lihat selengkapnya