Blurb
"Bagiku hidup tak lebih dari sekadar mengumpulkan kepingan-kepingan puzzle kekecewaan lalu menyusunnya menjadi satu gambar yang utuh. Gambar hati penuh luka nganga dengan warna tak lagi merah. Pucat pasi. Sebab kebahagiaan menjelma fatamorgana. Semakin aku mendekat, terseok-seok, ia malah melenggang pergi.
Sampai pada satu titik ketika aku mulai merasa gamang, teramat gamang malah, hingga akal sehatku tercerabut dan ingatanku tercerai-berai. Duniaku pun tak lagi sama."
Bandung, Oktober 2001
Langit cerah sehabis diguyur hujan dan aku baru saja mendengar kabar kalau abangku gila.