Ginko Starting From A Dream

Miftah
Chapter #14

Carla

Malam itu bak sebuah hadiah yang tidak pernah terpikirkan olehku untuk mendapatkanya. Ya aku masih berbicara mengenai kejadian dimana aku tidur di samping Ali. Kenangan singkat itu tidak akan pernah aku lupakan. Sudah dari kecil aku selalu bermimpi tentangnya, bebicara denganya. Meskipun beberapa kata yang aku ucapkan apa adanya itu tidak kumengerti juga. 

“Sosoknya seperti daun ya ….” Aku menatap wajah Ali yang tertidur pulas di depanku. Beberapa kali ingin ku sentuh wajah itu. Meskipun tanganku bergerak sesuai dengan kata hatiku tapi logikaku mengatakan aku tidak boleh melakukannya. Jika dia bangun dan melihat seorang wanita yang tidak di kenal, kiranya seperti apa wajahnya. Apakah dia akan terkejut saat melihatku, atau akan terus menatapku dengan lugu karena masih setengah tidur. Meskipun aku penasaran dengan reaksinya, tetap saja aku tidak bisa melakukannya. Sesaat sebelum telapak tanganku menyentuh pipinya aku tersenyum. 

“Kurasa dia tidak akan menyukainya, ini bukan drama korea!” batinku menegaskan. 

Dalam kesunyian di malam itu ada dua hal yang sangat aku rasakan. Pertama adalah suara debaran jantungku sendiri dan miliknya. Lalu hangatnya hamparan kasur yang digunakan kami berdua telah mengalahkan dinginnya malam ini. Situasi ini sudah lebih dari cukup untuk mengatakan bahwa aku merindukannya. Hanya saja ku yakin dia tidak mengenaliku. Rasa sakit itulah yang kurasakan saat ini. Perasaan campur aduk antara bahagia karena aku telah menemukan laki-laki di dalam mimpiku disertai dengan perasaan takut ketika dia tidak mengenaliku. Mungkin ini memang egois tapi, begitulah perasaanku saat ini. Aku sendiri tidak bisa memaksakan perasaanku yang meluap ini, hanya saja rasa takutku lebih besar sekarang. Karna itu juga tanganku berhenti bergerak ketika ingin menyentuhnya. Senyuman yang aku keluarkan adalah upayaku untuk lebih bersabar kembali dan tidak terburu buru untuk diketahui olehnya. 

“Jika seorang pria bangun tidur lalu hal yang pertama dia lihat adalah seorang wanita yang sangat dia cintai apa yang akan terjadi?” Aku bertanya apda diriku sendiri. Tatapanku masih tertuju pada wajah laki-laki di hadapanku ini. Rambutnya yang agak panjang sedikitnya menutupi sebelah matanya. Dan gaya rambutnya ini masih sama dengan Ali yang ada di mimpiku. Kurasa dia sangat menyukai model seperti itu. Aku mulai mencoba untuk tidur kali ini. Meskipun beberapa kali aku membayangkan beberapa reaksi yang nantinya akan di alami oleh Ali ketika melihatku saat dia bangun tidur. Mulai dari terkejut dan meloncat dari atas kasur, atau terus menatapku lalu perlahan tidur kembali. Terakhir mungkin, barangkali dia akan membangunkanku, aku bisa membayangkan kiranya seperti apa dia jika mengajakku bicara nanti. 

“Kau siapa?” Katanya,

Jika aku ditanya seperti itu jawabanku sudah pasti, aku akan mengusilinya, kurasa candaan yang bagus adalah menjadi istrinya, “Kau saudah lupa ya pada istrimu sendiri!” 

Lihat selengkapnya