Ginko Starting From A Dream

Miftah
Chapter #16

Hanya Dedaunan

Tidak perlu aku ceritakan panjang lebar. Kalian hanya perlu mengimajinasikannya saja, tentang negara ini dimana aku baru saja tiba untuk memulai pekerjaanku sebagai salah satu dosen di universitas ini. Tidak jauh berbeda dengan negaraku sendiri di tempatku berada saat ini aku memiliki seorang mentor yang hebat. Ya, masih orang yang sama dan kami kini tinggal di apartemen yang sama. Kurasa aku harus berterimakasih pada ibunya nanti karna telah membuat putri satunya ini menjagaku. Ya kata menjaga kurasa tidak tepat, mungkin lebih tepatnya menemaniku beradaptasi di lingkungan baru ini. Meskipun sejujurnya tidak ada yang berubah sama sekali padaku. Hanya saja kali ini aku dituntut harus bisa memahami beberapa budaya dan etika yang biasa di gunakan di sini. Aku tahu itu dan untuk melakukan semua itu aku yakin beberapa bulan saja masihlah kurang bagiku untuk beradaptasi dengan sempurna. Aku selalu bersyukur ketika kak Carla dan beberapa tetangga di apartemen ini baik kepadaku. Ya hal tersebut juga pernah aku rasakan ketika magang di bandung. Dimana ketika kau baik dan ramah pada orang di sekitarmu maka orang orang di sekitarmu juga akan baik kepadamu. 

“Ali kau mau makan apa malam ini?” 

“Entahlah kak, aku juga baru sampai inginya tidur langsung saja!” 

“Begitu ya, sarapannya bagaimana?” 

Aku hanya tersenyum kecil, tidak tahu apapun mengenai rencana kehidupanku di sini. Ya menskipun secara sederhana tidak akan jauh bereda saat merantau di negara sendiri tapi rasanya aku cukup meremehkan merantau ke negara orang. Ternyata berbekal pengetahuan di video saja belum cukup apalagi aku tinggal akan cukup lama. Ya untungnya masih ada kak Carla. 

“Oh iya kalau kakak, mau makan apa nanti?” 

“Biasanya masak sendiri ….” Beberapa saat diantara kami ada jejak keheningan saat itu. aku memang tengah bingung dan masih belum bisa beradaptasi apalagi ini adalah hari pertamaku di sini. 

“Kalau restoran terdekat buka paling jam berapa?” 

“Ada sih yang buka, kalau begitu gini saja kamu sarapan di apartemenku lagi pula kita akan berangkat ke kampus juga kan. Bersama tentunya, kau kan nggak tahu akan hal itu!” 

“Aku tidak bisa menyangkalnya, kalau begitu jika ada hal yang bisa aku bantu nanti katakan saja!” 

“Tentu, ayok kita masuk udaranya makin dingin!” Carla tersenyum dan pergi lebih dulu, aku mengikutinya dari belakang. Di dalam apartemen yang cukup besar ini ada beberapa tetangga yang ramah pada kami. Beberapa orang juga bertanya pada carla mengenai diriku sesekali dan ketika ada orang yang bertanya seperti itu aku hanya bisa tersenyum ramah. Kamar apartemenku berada di lantai dua berhadapan dengan kamarnya kak carala kurasa dia sudah menyiapkannya sedemikian rupa untuk hal ini. Itu terbukti dengan orang orang yang ramah padaku ketika mereka berbicara dengannya. 

“Ini kamar mu Ali, oh ya jangan lupa pagi pagi ketuk pintuku ya!”

“Iya baiklah, terimakasih atas semua ini kak” 

“Hehe tentu lagipula aku cukup senang ada orang yang ku kenal berada di dekatku, aku juga masuk besok kau masih belum bisa mengajar ya Ali, ada beberapa hal yang harus kamu uruskan dulu tentunya aku juga akan membantu kok tenang saja!” Sekali lagi aku mengangguk

“Selamat malam Ali!”

“Iya kak selamat malam!” 

Lihat selengkapnya