Tolong, jangan membuat pertemuan yang indah, menjadi perpisahan yang menyakitkan
...
“Buruan, ambil tuh sikat.” Cowok itu menunjuk ke arah wastafel yang terdapat sikat dan juga pembersih lantai toilet wanita.
Saura mendengus kesal, ia menarik tangan kirinya yang masih digenggam oleh cowok itu. “Kamu modus yah pegang-pegang tangan Rara?” Cewek itu mendongak lantas menatap nyalang cowok yang lebih tinggi darinya.
Cowok itu memberikan tatapan Elangnya, tatapan yang paling Saura benci. Karena, jika cowok di hadapannya itu memberi tatapan Elang, tubuh Saura seketika menegang, dan mulutnya sangat sulit untuk mengucapkan sepatah kata.
Cowok itu seketika terkekeh pelan ketika melihat Saura tiba-tiba menunduk. “Kenapa nunduk? Takut sama tatapan gue?"
Refleks, Saura mendongak. “Rara enggak takut!” kata cewek itu menantang.
“Jadi orang terlalu percaya diri banget sih--”
“Percaya diri itu wajib!” sela Saura dengan cepat.
Alis cowok itu terangkat, memberi tatapan menantang pada Saura. “Lo bukan percaya diri, tapi ge-er,” ujarnya santai.
Saura memanyunkan bibirnya, lantas berkata, “Kamu siapa sih? Kok ngeselin! Rara enggak suka sama kamu!”
“Yang bilang lo suka sama gue siapa?”
Skakmat!