Sikapmu membuatku berharap, tapi lisanmu membuatku mundur sebelum memulai
...
"Dara, antar Rara ke kelasnya Gio yuk!"
Dara memandangi teman sebangkunya itu dengan aneh. "Kok sekarang, lo Deket sama Gio sih Ra? Tumbenan banget lo mau deket sama cowok."
Saura menampung wajahnya di atas meja. "Rara cuma pengin kembalian uang Mudah yang kemarin Rara pinjam."
"Mudah?"
"Eh Rara lupa, Gio maksud Rara."
Dara mendekat. "Mudah apaan sih maksud Lo?"
"Nama Gio kan Mudah, masa gitu doang Dara nggak ngerti sih!" Saura berdecak, lantas bangkit dari duduknya.
"Ini masih pagi Saura, jam istirahat aja nanti."
"Ish, Raranya nggak tenang."
"Ya udah, lo aja sendiri sana, gue males."
Saura mendengus kesal. "Ya udah deh nanti aja," katanya sembari mengeluarkan novel dari dalam tasnya.
Belum beberapa menit ia membaca novel, Saura merasakan sakit di bagian kepalanya, seperti berputar-putar.
"Azy! Sakit, ish nakal banget sih!" Saura menggeram kesal dan dengan gerakan cepat menghempaskan tangan cowok yang telah membuatnya sakit kepala itu. "Tuh kan rambut Rara jadi berantakan!"
"Dih, lebayy!" sahutnya sembari terkekeh.
"Ih nyeselin banget sih, Azy tuh kayak orang gila tahu!"