"Hai temen-temen!" Gadis berkaca mata bulat itu tersenyum lebar, tangannya melambai-lambai pada teman-teman sekelasnya. Ia berdiri dengan percaya diri di depan kelas, dengan tas yang masih menggelayuti punggungnya tanda ia baru saja datang.
Semua siswa justru menatapnya jijik sekaligus sinis, sampai tiba-tiba suara gelak tawa mengalihkan perhatian mereka.
"Woy! Cewek stres! Ngapain lo hah? Mau cari perhatian biar terkenal?" ejek Ardan--cowok yang menjabat sebagai ketua kelas. Lalu disambut gelak tawa teman-teman seluruh kelas. Tapi gadis itu tetap tersenyum lebar.
Namanya, Fanny Ariana, seorang gadis yang memiliki keterbelakangan mental. Otaknya tak sepintar teman-temannya pada umumnya, bisa dibilang memiliki IQ ditingkat idiot. Karena itulah ia selalu dibully dan dicibir, bahkan sampai tak miliki teman. Lebih tepatnya, siapa yang mau berteman dengan gadis idiot sepertinya?
"Engga! Aku cuma mau nyapa kalian," ungkapnya polos, lalu dengan riang menghampiri tempat duduknya. Tapi senyuman lebar itu tak pudar sedikit pun.
"Dasar stres!"
"Jijik gue sumpah liat muka sok polosnya!"
"Najis!"