Jakarta, 2013
Mobil BMW Z4 milik Rama memasuki kawasan elit perumahan permata hijau di kawasan simprug Jakarta Selatan. Rama tampak santai mengemudi, sementara kekasihnya, Gita Asmara berada di sebelahnya.
“Tumben si Mey pulang ke rumahnya.” kata Rama. “Biasanya dia ga pernah mau pulang ke rumah.”
“Ada yang harus diurusin katanya.” jawab Gita. “Sebelum dia pergi berlibur lagi.”
“Anak itu, emang luka dia sudah sembuh setelah dari Magelang ?”
“Setahuku sih, udah ya. Dia kan kayak mutan, sembuh sendiri.”
“Ngaco kamu sayang.”
Tidak lama kemudian, mobil Rama sampai di rumah Mey yang sangat megah. Orang tua Mey adalah konglomerat ternama yaitu Tirtanegara, yang juga dikenal sebagai raja media. Namun kedua orang tua Mey sudah meninggal dan meninggalkan seluruh asset kekayaan dan kerajaan bisnis medianya pada putri tunggal mereka. Namun Mey tidak mau menangani bisnis orang tuanya, dia menyerahkan pada sahabat ayahnya untuk mengelola dan menjalankan bisnisnya, meski secara kepemilikan masih milik Mey. Bagi Mey, hidupnya akan membosankan bila dia menjalankan bisnis ayahnya, makanya dia memilih untuk hidup mandiri, tinggal di apartemen, dan sering berpetualang sendiri.
Mey menghabiskan masa remajanya di Surabaya, dia bersahabat dengan Gita Asmara, teman sekelas sekaligus sebangkunya selama 3 tahun di SMA. Rama adalah kakak kelasnya sekaligus kekasih Gita Asmara. Sebenarnya Mey juga memendam rasa terhadap Rama, namun demi persahabatannya bersama Gita, dia memilih memendam perasaannya, walaupun terkadang dia ‘kelepasan’ dalam memperhatikan Rama. Namun sejauh ini Gita tidak pernah mengetahui rahasia perasaan Mey pada Rama.
Beberapa bulan sebelumnya, Mey sempat berpetualang ke Magelang, dimana dia harus menghadapi bahaya seorang pembunuh dan juga makhluk astral yang tidak berhenti menerornya *. Dia menghadapi bahaya bersama dengan Banyu yang merupakan sepupu Rama. Di peristiwa itu terlihat Rama sangat memperhatikan Mey dan melindunginya saat Mey berada di titik krisis yang nyaris merenggut nyawanya. Hal ini justru semakin menguatkan rasa Mey pada Rama. Sementara Rama sendiri sepertinya tidak memikirkan hal itu karena masih berpacaran dengan Gita. Atau mungkin Rama pun terbelah hatinya kepada Mey ? Tidak ada seorangpun yang tahu saat ini.
Gita Asmara, dia seorang polisi wanita yang sangat gesit, tangguh, dan smart. Kecantikannya membuat teman – teman di kepolisian memintanya jadi model saja atau Miss Indonesia, namun hal itu di tolak mentah – mentah oleh Gita. Ayah Gita adalah polisi sementara ibunya adalah salah satu pegawai di bank swasta. Sama seperti Mey Ling, kedua orang tua Gita juga sudah tidak ada, Gita sudah yatim piatu sejak kuliah tingkat pertama. Hubungannya dengan Rama seperti ombak, yang pasang surut. Mereka sempat putus, lalu nyambung lagi, putus lagi, nyambung lagi. Saat ini keduanya sedang dalam keadaan baik – baik saja. Dalam menjalankan tugasnya menumpas kejahatan, Gita selalu dibantu oleh Rama dan dilindungi ketika dalam bahaya.
Evan Rama sang tokoh utama, wajahnya yang tampan dan berkharisma membuat lawan jenis sangat suka berada di dekatnya. Hatinya tulus dan baik, dia sangat melindungi pada orang yang di sayanginya. Rama sangat handal dalam pencak silat, dia dijuluki “Malaikat dari Timur”, dia juga merupakan satu dari Pandawa Lima. Sebuah gelar yang diberikan oleh guru – guru besar dari perguruan besar untuk lima pendekar terbaik saat ini. Kehebatan Rama juga terletak pada kemampuannya bertarung tanpa melihat, serta penggunaan tenaga dalam yang hebat. Rama merupakan anak dari salah satu crazy rich di Surabaya yang memiliki gurita bisnis di beberapa aspek. Tapi Rama tidak pernah sombong, dia bahkan mencari pekerjaan sendiri tanpa bantuan orang tuanya. Saat ini Rama bekerja di stasiun Equals TV, sebagai reporter pendamping dari Claudia Suryalaksana yang merupakan anak dari Menteri Luar negeri Hartono Suryalaksana. Tugas Rama bukan hanya membantu Claudia dalam bidang pekerjaannya namun juga menjaganya dari bahaya, mengingat terkadang liputan Claudia menyinggung beberapa pihak yang merasa sangat di rugikan akibat beritanya di angkat ke televisi.
Banyu Langit Biru, adalah sepupu Rama yang sikapnya selalu konyol dan membuat banyak pihak tertawa. Dia merupakan pekerja lepas yang jago dalam IT dan Multimedia. Dia sangat menyukai Mey Ling sejak lama namun cintanya bertepuk sebelah tangan karena Mey tidak membuka hatinya pada siapapun kecuali Rama. Tapi Banyu tidak pernah mengetahui hal itu, dia tidak menyerah mendekati Mey. Walaupun sikapnya konyol dan ceroboh, tapi Banyu sangat bisa di andalkan dalam menolong dan membantu orang yang membutuhkan.
Kesamaan dari keempatnya adalah mereka semua lulusan padepokan Pencak Silat teratai putih. Rama adalah yang tertinggi levelnya, sementara tiga lainnya ada dibawahnya. Namun hanya Banyu yang tidak satu SMA, sementara Rama, Gita, dan Mey merupakan alumni SMA yang sama, Rama berbeda satu tahun lulusan dengan Gita dan Mey. Kini ke empatnya sudah berada di luar Surabaya semua dan berada di Jakarta serta di Tangerang Selatan.
“Meyyy..” seru Gita setelah turun dari mobil.
Mey yang melihat Gita datang, segera menghampirinya, mereka berpelukan erat seolah lama tidak bertemu. Tidak lama kemudian Mey menghampiri Rama dan memeluknya.
“Kamu sudah sembuh ?” tanya Rama.
“Udah dong..” jawab Mey. “Peristiwa Magelang kan udah tiga bulan yang lalu.”
Rama manggut – manggut, Mey mengajak kedua sejoli itu masuk ke rumahnya yang megah. Sesaat kemudian ketiganya sudah duduk di ruang tamu yang besar.
“Tumben kamu ada di rumah, Mey.” kata Rama. “Apa sudah pindah kesini dari apartemen ?”