Gita and Mey - Ariana Day

Cancan Ramadhan
Chapter #14

Chapter 13 - Sang Otak Kejahatan


Di sebuah rumah tua – beberapa meter di dalam Alas Kayulegi.

Dua sosok yang mengenakan jubah bertudung tampak berjalan menuju ruangan tengah yang ada di rumah tua itu. Mereka mendatangi ruangan tengah, dimana terdapat sosok pria yang tengah duduk bersila. Rambutnya gondrong berantakan, kumis dan brewoknya cukup tebal, di lehernya terdapat kalung dengan logo kepala serigala yang menyeringai. Dua sosok berjubah tadi langsung berlutut di hadapan sosok itu.

“Maaf mengganggu, bos.” sapa salah satu sosok yang berlutut itu. “Sepertinya ada yang akan mengganggu kegiatan kita.”

Si brewok yang dipanggil Boss itu membuka matanya, dia mengangguk, “Polisi wanita yang dari kota itu kan ?”

“Betul bos, tadi dia menyelidiki rumah tua bekas panti asuhan itu.”

“Sampaikan pada Gerald dan Dhandang, aku ingin bertemu mereka sekarang.”

“Mereka sudah menunggu di depan, boss.”

“Bawa kesini.”

Dua orang itu kemudian menghormat lalu pergi meninggalkan bos mereka, tidak lama kemudian mereka kembali dengan dua orang berjalan di belakang mereka. Yang satu tampak rapi dengan menggunakan setelan jas yang melapisi kemeja sutranya. Yang satu lagi tampak berpakaian sederhana dengan sebuah keris melintang di sabuk bagian samping kiri. 

Keempat orang itu mengangguk hormat, si brewok pun berdiri lalu berjalan mendekati orang yang berpakaian necis.

“Gerald..” sapa si brewok. “Kamu terlalu sembrono kali ini, detektif wanita itu kini mulai menaruh curiga, sebaiknya segera selesaikan operasimu sebelum kebodohanmu menyeret yang lain.”

Orang yang dipanggil Gerarld itu tersenyum kecil seolah meledek si brewok, “Justru gara – gara suruhanmu si Dhandhang ini, dia yang membuat wanita itu curiga.”

“Kenapa kamu menyalahkan aku ?” tanya orang yang membawa keris di sebelah Gerarld. “Siapa yang kehilangan gadis kecil dibawah pengawasanmu ?”

“Itu karena anak buahmu yang tidak bisa menahan nafsunya !” bentak Gerald. “Apa tidak ada pikiran lain selain pikiran mesum di anak buahmu ???”

“Cukup !!!” seru si Brewok. “Kalian berdua sama – sama bodoh !”

Si brewok dengan cepat mencekik leher Gerald dengan tangan kanannya yang sangat kokoh.

“Aku membiarkanmu ikut dalam kegiatan ini karena aku tidak ada urusan dengan bisnismu !” kata si Brewok dengan nada tegas. “Apapun yang kau lakukan hanyalah mendapatkan sisa dari kegiatanku. Jadi jangan sekali – kali kau mengacaukan kegiatanku.!

Gerald kesulitan bernafas karena cengkraman si brewok, dia hanya bisa mengangguk sementara wajahnya sudah memerah karena kesulitan bernafas. Lalu si brewok mencekik leher Ki Dhandhang yang ada di sebelahnya dengan tangan kirinya. Kini dua orang itu sama – sama kesulitan bernafas. 

“Dan kamu, Dhandhang !” kata si brewok dengan nada dingin. “Ingat kedudukanmu, kamu hanya bidak, bahkan aku pun tidak bisa melawan kalo Guru nanti marah karena perbuatanmu mengacaukan rencananya !”

Ki Dhandhang mengangguk dengan wajah memerah kesakitan, si brewok melemparkan kedua orang itu dengan mudah seperti melempar kertas. Baik Gerald maupun Ki Dhandhang terlempar hingga membentur dinding ruangan. Keduanya terjatuh sambil memegangi lehernya. 

“Bereskan kekacauan yang kalian buat !” seru si Brewok. “Jangan sampai Guru mengetahui hal ini, kalian berdua bisa mati mengenaskan !”

Gerald hanya mengangguk kemudian dia keluar dari rumah itu dengan berjalan cepat, sementara Ki Dhandhang kembali mendekati si brewok.

“Jadi bagaimana sekarang, Boss ?” tanyanya. “Apa yang harus kita lakukan dengan polisi wanita itu ?”

“Dia urusanku..!” jawab si brewok. “Dia tidak akan bisa keluar dari lawangijo hidup – hidup !”

*****

“Ariana ?” tanya Claudia.

“Iya,” jawab Rama. “Kasus itu terjadi 13 tahun yang lalu. Tapi tidak ada satupun berita mengenai hal ini.”

Rama dan Claudia sedang menikmati makan siang mereka di sebuah resto yang tidak jauh dari gedung Dewata. Saat ini semua peserta KTT sedang break, dan hal ini dimanfaatkan oleh Rama dan Claudia untuk makan siang.

“Kenapa kamu tertarik dengan kasus itu ?” tanya Claudia lagi. “Mungkin saja dia hanya kabur dari rumah. Atau bahkan mungkin sudah pulang lagi ke rumahnya. Kita kan ngga tahu hal itu.”

“Aku rasa ngga, menurutku Ariana sudah tewas.” tukas Rama. “Dan ini melibatkan sesuatu yang besar, yang ditutup – tutupi oleh pihak tertentu.”

Lihat selengkapnya