Gitar Renno

Dadar Fitrianj
Chapter #16

15. Tyara — Catatan Renno

Hari ini, aku tidak masuk sekolah sampai beberapa hari ke depan. Kakiku masih sakit, bahkan untuk sekadar pergi membuka pintu kamar saja, sudah sakit minta ampun.

Kemarin, sesuai dugaan, aku dicermahi habis-habisan oleh Tanteku itu. Hish! Kakiku sudah sakit, ditambah ceramah si Tante, membuat kupingku berdenging. Aku jadi lelah hayati. Selain itu, sejak kemarin sampai sekarang, aku terus memikirkan tentang binder milik Renno yang ada padaku.

Tadinya, aku mau menyerahkannya saja pada Tanteku agar beliau yang menjadi penyambung tangan. Tapi, kalau dipikir-pikir lagi ... pasti aku akan disuguhi beberapa pertanyaan lalu kena marah lagi, karena telah membawa pulang barang orang lain tanpa izin. Tapi ... itukan tidak sengaja.

Aku tidak bersalah atas kejadian ini.

Aku yakin, temanku itu pasti kewalahan mencari bukunya.

Atau bisa saja aku beritahu ini pada Titha, biar dia yang jadi penyambung tangan. Tapi ... jika diingat-ingat dari ekspresi Titha saat kami membahas Renno dan Mantannya pagi itu ..., aku rasa Titha tak ingin berhubungan dengan Renno. Aku yakin pasti Titha tak ingin membantuku.

Pusing juga jika begini. Lagipula, kenapa bindernya cute sekali? Menurutku.

Binder berkover pesawat antariksa, berlatar bintang-bintang. Halaman pertama tertulis namanya dan terdapat tiga kata dalam bahasa asing, yang berbunyi, “I Grow Different.” lalu gambar roket dari tinta biru berglitter di sebelahnya.

Saat kubuka lembar selanjutnya, ada tulisan yang lumayan besar, berbunyi, “Growth is A Process, Cuz Process is Power.” Lagi-lagi dengan gambar roket dan tinta biru berglitter yang gambarnya agak besar dari sebelumya.

Lembar ketiga adalah Achievement, kiri-kananya ada gambar piala dan medali. Banyak sekali pencapaiannya, persis seperti yang dikatakan Ringgo dan Nino. Bahkan, pencapaian tertingginya membuat matakku membesar tak percaya. Dia menjuarai Olimpiade Kimia tingkat Nasional dan ia juara kedua.

Ini Nasional, loh!

Kedua Nasional!

Astaga. Anak itu makan apa di rumah? Pintar sekali dia!

Lalu ada juga pencapaian lainnya yang mengejutkan. Ia juara satu olimpiade Sains tingkat Provinsi!

Gila ... otaknya terbuat dari apa, ya?

Kubuka lembar selanjutnya yang berisi rumus-rumus dan coretan-coretan. Aku tak bisa menangkap ini rumus apa. Pada lembaran ini, mungkin aku akan menyebutnya sebagai cakaran hingga lembaran kelima.

Lembaran keenam, disana tertera sedikit coretan dan ada beberapa tulisan yang menarik perhatianku.

Lihat selengkapnya