“Oke kalau kalian udah paham, sekarang kakak tes, yah” suara seorang lelaki menggema di lapangan. Seorang laki-laki SMA yang tampan, tinggi, pintar, masuk ke dalam anggota paskibra kabupaten sekaligus masuk dalam daftar calon ketua OSIS SMA LEADER ACADEMY itu tengah membawakan materi pramuka kepada adik kelas. Pesona dan wibawanya memang mampu mebuat hampir seluruh adik kelas terpana. Di sore ini cuaca cerah, dan Ido sang most wanted itu tengah memegang tongkat semaphore, hendak mengetes materi yang tadi ia jelaskan.
“Jadi kakak akan memberi dua kata melalui semaphore ini. Nah, kalian harus menjawab apa kata itu secara bersamaan. Tapi setelah kakak hitung satu sampai tiga. Paham?” ucap Ido secara tegas.
“Siap! Paham!” jawab adik kelas secara bersamaan.
“Liat, deh. Ido ganteng banget. Mukanya keringetan tapi, kok, malah makin ganteng, yah? Eh coba lo perhatiin! Mukanya Ido bersinar banget, apa karena kena sinar matahari, yah? Emang deh cahaya pun nggak salah milih orang seganteng Ido” ucap Nadif sembari menatap Ido kagum. Dinan yang sedari tadi mengurusi absensi siswa, pun menoleh ke lapangan sejenak lalu mengalihkannya ke Nadif yang masih menatap ke lapangan.
“Heh! Lo itu terlalu berimajinasi. Emang yang kena matahari dia doang apa? Selapangan juga kena kali. Kebanyakan baca webtoon, sih, lo” Dinan pun kembali kepekerjaannya.
“Yaelah, Dinan, Dinan. Arep kapan ko kuwe kesengsem karo Ido. Unggal dina kae bocah caper maring ko. Sekali-kali ko nyadar baguse, pintere, wibawane. Suatu saat anda akan menyesal!” Nadif pun mengibaskan rambutnya hingga mengenai mata Dinan dan melengos pergi. Dinan hanya bisa menggelengkan kepala. Ya. Ido itu menyukai Dinan sejak lama sekali. Berkali-kali Ido berusaha mendapatkan perhatian Dinan di sekolah, tapi tak sekalipun Dinan luluh padanya. Jangankan luluh, untuk membuat Dinan meliriknya secara cuma-cuma saja sangat sulit. Bisa dibilang Dinan adalah perempuan dingin yang pernah dikenal Ido. Dia tak pernah melihat Dinan dekat atau berpacaran dengan siswa manapun, sosok Dinan dimata Ido adalah perempuan yang mengerti tujuan hidupnya, selalu fokus, dan pekerja keras serta mandiri. Ido seperti tak pernah melihat sisi lemah Dinan, menangis, ataupun terluka, sama sekali tak pernah Ido jumpai. Dan itu yang membuat Ido tertarik pada Dinan.
Kembali ke kegiatan Ido yang tengah mengajari adik kelas tentang semaphore. “Oke kalimat pertama. Coba kalian jawab! Satu! Dua! Tiga!”
“Boden Powell!” pekik adik kelas.
“Sip, betul. Sekarang kalimat kedua”
“Raja Arthur”
“Oke. Sekarang kalimat terakhir, ya! Tolong untuk yang ini teriak sekeras-kerasnya” Ido pun mulai menggerak-gerakkan tongkat semaphorenya dengan cepat. Satu persatu adik kelas melotot ketika mengetahui apa arti dari sandi semaphore itu.
“Kalian udah tahu jawabanya? Sekarang coba teriakkan jawabanya. Satu! Dua! Tiga!”
“DINAN CANTIK!”