Bunyi dering alarm menandakan sudah pukul 6 pagi. Sudah harus saatnya bangun karena ada kuliah pagi, tetapi badan ini enggan beranjak dari kasur empuk berukuran sedang yang ditiduri tiga orang dengan berdesak-desakan. “ krucuk,krucuk,” ini perut gak bisa liat tempat kalau bunyi. Dan untungnya tidak ada yang mendengar, karena kebiasaan dirumah jam segini sudah sarapan. Kalau dirumah bangun tidur sudah siap makanan di meja makan, tinggal makan tanpa harus masak atau beli. Ternyata begini ya kalau jauh dari rumah, baru satu hari merasakan jadi anak kos ternyata gak seenak yang kita bayangkan. Aku pikir bakalan bisa bebas, kemana-mana tidak perlu izin orang tua, ternyata berat juga. Ah itu mungkin cuma pemikiranku karena aku anak manja, nyatanya banyak teman-teman yang anak kos mereka jadi mandiri dan lebih bisa memahami hidup, yang penting intinya kita harus banyak-banyak bersyukur dengan hidup kita saat ini.
Jalan dari kos ke kampus di pagi hari ternyata sangat menyenangkan, suasana jalanan masih sepi belum banyak suara kendaraan. Candaan antar teman yang mengundang senyuman indah seindah senyuman bulan di malam hari. Pembicaraan hangat yang kita bicarakan dijalan menuju kampus yang sehangat sinar mentari menyapa bumi. Ah jadi kangen, ingin mengulang masa-masa dulu. Andai waktu bisa diulang kembali, akan aku perbaiki semuanya, sayangnya tidak bisa. Ya sudahlah tidak apa, biarkan jadi kenangan tak perlu disesali. Kita justru harus berterimakasih kepada kenangan dimasalalu, kita jadi bisa lebih menghargai hidup kita saat ini biar tidak ada penyesalan tentang hal apapun itu.
“ nik, ntar tak ajak ke kantor pos yuk aku belum tau daerah sini,” dia Caca teman satu kelas Niko. Aku saat itu hanya berdiam diri duduk disamping Niko, sambil menunggu Pak dosen datang. “ oke jam berapa?” saat itu aku berfikir emang sebaik itu Niko dengan semua temannya, dia tidak bisa menolak kalau ada yang meminta tolong. “ habis kita selesai kuliah ini,” jawab Caca sambil menatapku dengan muka datar. Aku tidak tahu kenapa dia menatapku seperti itu, padahal kita tidak saling kenal. Pak dosenku sudah terlihat sedang menaiki setiap anak tangga menuju kelas, “ nik duluan ya dosenku udah datang,” aku berdiri sambil menatap Niko kemudian menatap Caca dengan sedikit senyum dan menundukkan kepala. Dan dia hanya menatap datar tanpa membalas senyumanku, kenapa sih emang aku ada salah ? kan gak kenal sama sekali. Ya sudahlah mungkin emang begitu cara dia menatap orang yang belum dikenal.
Selesai kuliah aku langsung pamit untuk pulang duluan, sesuai janjiku tadi malam kepada Ibu selesai kuliah langsung pulang. Dan aku pulang naik bus karena kemarin tidak bawa motor,
“ ikut makan dulu lah nay,” sahut Iyon.
“ engga yon, kalian duluan aja gak papa,” jawabku.
“ kita anter ke halte depan yuk nay,” ucap Silla.