Mentari pagi terpancar dari celah-celah jendela kamar yang tidak tertutup korden, mata yang masih terpejam terbuka dengan sendirinya. Sedikit merengek dalam hati “ huft, harus berangkat pagi.” Aku ambil handphone dimeja samping tempat tidurku, astaga ini hari Minggu aku kira hari Senin. “Alhamdulillah ya Allah bisa tidur lagi,” kembali merebahkan badan di atas tempat tidur, baru akan memejamkan mata handphone ku berbunyi. Demi apa Niko SMS di pagi buta begini “ selamat pagi nay,” saat itu aku sedikit kaget dan tanpa sadar bibirku tersenyum. Ada rasa senang dan bahagia disaat Niko untuk pertama kalinya SMS hal aneh seperti itu. Tetapi aku selalu menahan rasa senangku untuk tetap biasa saja, aku harus bisa mengontrol perasaanku. “Nik kamu ngigau? wkwk,” aku balas dengan bercanda agar tidak ada kecangungan diantara kita, mungkin bukan kita tapi aku tepatnya tidak tahu untuk Niko.
Rasa kantuk pun jadi hilang, bangun dari tempat tidur membuka korden jendela lebar-lebar menghirup udara segar di pagi hari lebih menyenangkan daripada berbaring di bawah selimut tebal. Hari Minggu pagi itu terasa lebih menyenangkan yang biasanya bermalas-malasan untuk bersih-bersih rumah bisa jadi sangat semangat. Dengan sukarela menyiram tanaman, menyapu halaman, membersihkan kolam ikan dan lainnya terasa sangat ringan sampai Ibu heran dan menegurku “nay kesambet apa kamu pagi-pagi di hari libur rajin bersih-bersih.” Saat itu aku menjawab “gimana sih Ibu ini rajin salah malas salah hahaha,” ternyata aku sedang jatuh cinta. Dulu belum menyadari itu, aku telah menaruh hati kepada Niko sesingkat itu. Aku jadi teringat kejadian dahulu itu ada sedikit keinginan untuk mengulang kembali masa ini tapi tidak mungkin, saat ini aku hanya bisa tersenyum sembari menulis cerita kenangan indah ini.
Semua beres rumah jadi bersih dan rapi, badan terasa gerah aku putuskan untuk mandi sebelum mandi ambil handphone di kamar ada balasan dari Niko “enak aja haha, aku udah di Slamet Riyadi olahraga bakar lemak.” Membaca SMS dari Niko membuat aku jadi senyum-senyum sendiri kalau ada yang melihat udah dikira gila pasti. “oiya ini ada car free day, gak ngajak-ngajak sih haha” percakapan kita di SMS waktu itu masih teringat sangat detail dipikiran sampai saat ini, aku tidak memerintah otakku untuk mengingat-ingat tidak tahu kenapa selalu terekam kenangan itu melekat permanen dipikiran. Seharian percakapan kita di SMS terus berlanjut Niko selalu punya bahasan agar percakapan kita tidak berakhir. Aku mulai kagum dengannya, Niko memiliki kepribadian yang hangat, pandai dan dapat membuat lawan bicaranya merasa nyaman ada di dekatnya. Apa yang ada di diri Niko selalu terlihat menyenangkan.
Hingga malam sebelum tidur sekitar jam sepuluh malam Niko SMS “nay besuk aku ajak mau?” aku jawab “mau kemana nik?” aku tunggu balasan dari Niko, dengan posisi badan sudah berbaring di atas tempat tidur. Sepuluh menit berikutnya belum juga dibalas, mata yang sudah tinggal lima watt berusaha untuk tetap terbuka akhirnya gagal perlahan mata terpejam dengan handphone yang masih di genggaman menunggu balasan SMS dari Niko.