Pagi itu seperti biasa setiap hari Senin kuliah jam pertama yang dimulai pukul 07.00. Sampai di kampus tiba di pintu masuk parkir mahasiswa “kok malas ya parkir di sini,parkir di kos aja lah” puter balik menuju kos. Kos Silla sepi ternyata mereka udah berangkat duluan, kita juga tidak janjian dulu sebelumnya kalau mau berangkat bersama. Aku tetap parkir di kos dan ke kampus jalan kaki, keluar dari kos waktu yang bersamaan Niko juga keluar dari kosan dia. Kos Silla dan Niko bersebelahan tempatnya, jantungku langsung berdetak lebih cepat dari sebelumnya “ ya Allah ini masih pagi kenapa engkau pertemukan dengan kecanggungan ini” saat ini aku baru sadar, kelemahanku bertemu dengan orang yang ditaksir jadi grogi sampai tidak bisa berpikir untuk aku harus bagaimana, sekedar untuk mengatakan “hai nik” saja tidak bisa.
“Nay kamu sendirian” wajah Niko terlihat kaget “iya nik pada sudah berangkat duluan.” Kita jalan berdua ke kampus untuk pertama kalinya, dengan suasana jalan yang masih sepi belum banyak manusia yang beraktivitas. Kecanggungan di antara kita semakin menjadi-jadi, berjalan bersama di selimuti kesunyian tanpa ada percakapan. Aku tidak tahu saat itu apa yang di rasakan oleh Niko tapi yang aku tahu dia tidak seperti biasanya, dia menjadi lebih diam dan terlihat malu bertemu denganku. Begitu pun denganku mulut seperti di bungkam dengan plester, kenapa di saat seperti ini jarak kampus menjadi semakin jauh dari tadi tidak sampai-sampai.
Tidak bisa seperti ini terus aku mulai tarik nafas dalam-dalam dan kuhembuskan pelan-pelan untuk mengumpulkan kekuatan memulai percakapan. “Eh nik kemarin di SMS mau ajak kemana?” tanyaku dengan menatap wajah Niko, “mauku ajak sarapan” jawab Niko dengan menatapku dan tersenyum malu. “astaga aku kira mau kemana” saat itu aku tertawa lumayan lama bagiku jawaban Niko antara lucu dan aneh, padahal sebelumnya kita sudah sering makan bersama tinggal ajak saat bertemu tanpa harus janjian dahulu. “gimana mau kan?” Niko menatapku dengan wajah datar, aku tidak tahu apa yang dia pikir kan saat itu “maulah kita kan sering juga makan bareng, selesai kelas ini ya aku kosong” aku pun menatap balik wajah Niko dengan tersenyum agar suasana menjadi mencair. Sampai di hall fakultas hukum kita berpisah menuju kelas masing-masing.