Give up

dawai jingga
Chapter #15

Coklat

Esok harinya Niko sudah menunggu di depan kos Silla untuk berangkat bersama ke kampus “selamat pagi sayang nih buat kamu” ucap Niko dengan menyodorkan coklat Silver Queen. “Pagi juga Nik, iya makasih Nik tapi besuk lagi gak usah ya, sayang uangnya” aku tahu niat Niko baik walaupun dia anak dari keluarga berada tetapi aku tidak enak aku merasa merepotkan Niko apalagi dia di Solo kan anak kos jauh dari keluarga. Kuliah pagi itu ada presentasi hasil makalah yang kita tulis jadi lumayan banyak buku yang harusku bawa.

 “Sini aku bawain” ucap Niko sambil memegang buku yang ada di tanganku. 

“Gak usah Nik, ya udah kalau kamu maksa” jawabku dengan tertawa.

“Dih gak ada yang maksa” ucap Niko yang ikut tertawa.

“Minggu depan ke keraton Solo yuk?” ajak Niko.

“Boleh ajak yang lain ya biar rame” jawabku dengan tersenyum.

“Oke gak papa” sampai di kampus kelasku sudah masuk dan kelas Niko dosennya belum datang. Di dalam kelas aku baru ingat bukuku masih dibawa Niko aku izin dengan dosen untuk keluar kelas dan untungnya Niko masih duduk di hall kampus. Di hall yang tadinya sepi sekarang sudah ramai banyak mahasiswa kelas Niko yang masih menunggu dosen mereka yang belum datang. Aku berjalan sambil mencari-cari keberadaan Niko dia ternyata duduk di sebelah kanan tangga bersama Caca dan beberapa teman kelasnya. Jujur sebenarnya malas karena ada Caca tetapi aku butuh buku yang ke bawa Niko. Niko melihatku berjalan ke arahnya dia berdiri dan berjalan menghampiriku kita bertemu di tengah-tengah hall dia menyodorkan buku yang ke bawa dia dan saat itu juga aku melihat Caca yang sedang memandangi kita tapi untuk kali ini ada yang berbeda Caca tersenyum kepadaku. Dalam hati aku berkata “tumben senyum biasanya aja jutek” padahal bayanganku setelah tahu aku dengan Niko berpacaran dia akan semakin jutek ternyata tidak. Memang benar nasehat Ibu kita itu tidak boleh berprasangka buruk kepada orang lain. 

Pukul 17.30 kuliah baru selesai, keluar dari kelas kita berkumpul di hall itu sudah hal wajib bagi kita untuk bertemu setelah selesai kelas. 

“Yok makan laper gue” ajak Islan. 

“Makan di mana lan?” tanya Sita.

“Nyoba di ayam kremes di depan kampus yuk” sela Nindi.

“Ya ayok dah keburu laper nih” ucap Islan.

Hari itu Iyon dan Nindi resmi berpacaran selesai makan di warung ayam kremes kita berjalan pulang ke kos. Di depan kos dan di depan kita semua Iyon menyatakan perasaannya kepada Nindi terlihat kebahagiaan di wajah Nindi dan Iyon yang juga membuat kita yang menjadi saksi cinta mereka ikut bahagia. Dibalik sifat Iyon yang suka bercanda ternyata memiliki sisi serius yang sangat romantis. 

“Nik aku pulang dulu ya” pamitku kepada Niko.

“Loh kamu gak jadi nginep lagi di kos?” ucao Niko.

“Engga Ibu udah nyariin kemarin aku bilangnya nginep satu hari” 

Lihat selengkapnya