Kelas yang baru kita mendapatkan teman baru yaitu Mila dan Tiara, sebenarnya mereka dulu juga anggota BEM satu angkatan dengan kita tetapi dulu tidak begitu akrab. Setiap jeda kuliah kita sering main ke kos Tiara kalau tidak di kos Nindi. Sehingga kita menjadi jarang untuk bertemu Silla dan Silla pun juga lebih banyak waktu bersama dengan Dino. Dengan begitu kita menjadi jauh dengan Silla, bahkan kita sudah tidak berhubungan lewat sosial media tetapi kita tidak berantem kita masih berteman cuman tidak sedekat dulu.
“Eh aku lupa mau cerita” ucap Nindi.
“Apa Nin” jawabku.
“Aku kemarin bertemu Silla pas mau beli makan malam” ucap Nindi.
“Terus?” sahut Sita.
“Kata Silla Niko sama mbak Rinta udah putus terus beberapa hari setelah itu mereka balikan lagi katanya Rinta yang mohon-mohon minta balikan terus mereka balikan lagi deh” ucap Nindi.
“Hih aku kira berita apaan” ucapku, aku merasa menyesal sudah mendengarkan cerita Nindi aku kira sesuatu yang penting ternyata tentang Niko dan mbak Rinta.
“Parah murahan banget dia jadi cewek” ucap Sita.
“Lha iya parah banget” ucap Nindi.
Aku tidak banyak berkomentar mengenai cerita Nindi karena itu sudah tidak ada kaitannya denganku. Tetapi aku menjadi berpikir apa dulu kalau aku meminta Niko untuk tetap bersamaku dia akan meninggalkan mbak Rinta? Ah sudahlah semua sudah berakhir tidak ada gunanya.
Tidak terasa kita sudah semester akhir mata kuliah yang kita ambil sudah tidak ada hanya tinggal skripsi, waktu kita di kampus sudah tidak sesering dahulu. Karena banyak waktu luang aku disuruh Ibu untuk berjualan sesuatu dan kebetulan kita memiliki ruko yang lokasinya hanya di depan rumah dan tidak ada penyewanya. Aku memilih untuk membuka toko baju yang menjual model-model baju yang lagi trend dan itu belum ada di daerah dekat rumah. Dan syukur banyak peminatnya, banyak yang suka dengan model-model baju yang aku jual. Usaha yang aku rintis menjadi semakin pesat apalagi ada aplikasi Instagram yang membuat jualanku banyak yang tahu. Aku mencari karyawan untuk menjaga toko Karena sudah kewalahan untuk menjaga toko sendiri dan aku juga harus ke kampus untuk konsultasi skripsi.
Walaupun tidak ada perkuliahan kita masih sering main ke kos Silla atau kos Tiara untuk mengerjakan skripsi bersama. Jadwal kita ke kampus hanya saat ingin konsultasi dengan dosen pembimbing. Suatu hari saat menunggu giliran konsultasi dengan dosen pembimbing yang lokasinya di lantai 2 aku melihat-lihat di sekitar lantai 1 dan aku melihat Niko bersama temannya berjalan dari taman kampus, melihat Niko sedang asik mengobrol dengan temannya setelah itu Niko tertawa tanpa sadar aku ikut tersenyum. Ternyata memang masih ada Niko di hatiku.
Sita sudah selesai kemudian giliranku untuk konsultasi “yah tidak bisa lama memandangi Niko dari jauh” batinku dalam hati. Pasti kalian bingung kenapa aku masih ada rasa untuk Niko padahal dia sudah menyakitiku. Aku sendiri pun juga bingung tidak tahu mengapa tidak bisa untuk lama-lama benci kepada Niko. Memang benar awal-awal setelah putus aku sangat benci sampai tidak ingin lagi kenal dengan orang yang bernama Niko tetapi seiring berjalannya waktu rasa benci itu hilang dan yang tersisa rasa cinta yang masih sama seperti dulu.