Dibawah derasnya air hujan terduduk seorang anak kecil dengan tatapan kosong di lihatnya dua makam yang ada dihadapannya.
"Mengapa?" cicitnya pelan namun hanya tetesan hujan dan gemuruh petir yang menjadi jawabannya.
"Mengapa! hiks...hiks mengapa kalian pergi! kenapa kalian tega ninggalin Nia sendiri hiks...hiks kenapa!!" jeritnya pedih dan tak henti air matanya pun mengalir menjadi satu dengan derasnya tetesan air hujan.
Dengan tangan gemetar dipukulnya keras kedua makam itu hingga tubuhnya pun penuh dengan tanah, tak tahan lagi melihat cucunya seperti itu sang nenek pun memeluk erat tubuh mungil itu.
"Sudah... sudah sayang kamu gak sendirian masih ada nenek disini yang akan temani kamu" ucapnya lembut. Begitu dingin tubuh mungil yang dipeluknya itu betapa sakit hatinya melihat cucunya seperti ini.
Walaupun ia sedih akan kematian anak dan menantunya namun hatinya pahit melihat sang cucu yang menangis karena kematian kedua orang tuanya. Ia hanya punya seorang anak laki-laki yang kini terbaring kaku di dalam peti.
Semua ini terjadi saat mereka ingin pulang dari liburan mereka. Entah apa yang terjadi tapi pihak polisi mengatakan bahwa ini disebabkan oleh rem mobilnya yang rusak membuat mobil jadi kecelakaan yang dimana mobil anaknya itu menabrak mobil truk yang ada di depannya.
Karena kecelakaan itu anak dan menantunya meninggal, cucunya yang laki-laki menghilang serta cucunya yang perempuan jadi jatuh koma dan sudah dua bulan sejak kejadian itu terjadi kini cucunya yang perempuan sudah sadar namun sampai saat ini cucunya yang laki-laki masih belum dapat ditemukan.