"Nenek?" tanya Arya melihat Sora yang tersenyum lembut saat menelepon tadi.
"Iya" kata Sora masih dengan ekspresi yang lembut.
Sebenarnya Arya terpesona saat melihat Sora tersenyum tadi dan bukan cuma dia tetapi setiap siswa pria yang melewatinya akan tertegun lalu wajah mereka akan memerah saat melihat Sora yang seperti itu.
Karena dia telah menjadi keindahan yang membuat setiap jantung berdebar saat melihat dia, jadi tidak heran kalau saat ini di pipinya Arya masih agak ada rona merah.
"A..apa yang kamu bilang sama nenek tadi?" tanya Arya berusaha menenangkan detak jantung yang masih berdebar.
Melihat pipi Arya yang sedikit merah Sora mengerutkan dahinya sedikit.
"Kamu sakit" tanya Sora ke Arya dengan ekspresi wajahnya yang datar.
"Ah eng...enggak kok aku sehat nih lihat aku masih bisa lompat-lompat" jawaban Arya cepat sambil melompat di tempat itu.
Melihat seorang pemuda yang salah tingkah di hadapan gadis yang ada di depannya membuat bapak yang sedang menempel ban sepeda yang bocor menggelengkan kepalanya
"Dasar anak muda" katanya tersenyum kearah mereka lalu melanjutkan pekerjaannya lagi.
Sedangkan Sora yang tingkat kepekaannya di bawah rata-rata itu mengerutkan keningnya lagi karena ia pikir kalau Arya sedang berbohong padanya. Memikirkan ini ia menaruh punggung telapak tangannya ke kening pemuda itu, hal hasil detak jantung Arya yang sudah mulai tenang jadi berdetak lebih kencang dari sebelumnya.
Merasakan panas pada punggung telapak tangannya Sora yakin kalau Arya sakit, mengingat bahwa masih ada dua setiker demam didalam tasnya ia pun mengambil satu kemudian meminta Arya untuk duduk di bangku.
Setelah itu ia menempelkan stiker demam itu ke keningnya, sebenarnya dia selalu membawa beberapa obat flu ataupun stiker demam didalam tasnya karena kalau-kalau tubuhnya sakit ia bisa langsung memakannya atau bila dia panas ia bisa menempelkan stiker demam.
"Istirahat" katanya kemudian duduk disebelah Arya, Sora ingin mengawasi pemuda itu agar ia beristirahat sampai sepeda Sora siap diperbaiki.
"Ehm I..iya" kata Arya gugup lalu menutup matanya kemudian, sungguh ia menjadi gugup kalau gadis yang dia sukai bersikap seperti ini padanya.
Melihat adegan ini membuat sang bapak yang tadi sudah fokus memperbaiki ban sepeda menjadi tertawa.
"Hahaha dasar bocah" kata bapak itu kepada Arya dengan tertawa keras.
Mendengar tawa bapak itu membuat wajah Arya semakin merah karena malu jadi iapun memejamkan matanya untuk menutupi rasa malunya itu.
"Istirahat dengan baik" kata Sora pelan berpikir kalau ia benar-benar sudah tidur.