Flora!" Teriak seorang gadis ketika melihat tubuh gadis yang dikenalnya bersimbah darah di lantai ruang kesenian. Grace berlari ke dalam ruangan itu. Sementara dua siswi yang lain pergi memanggil guru. Grace berjongkok untuk memeriksa nadi Flora berharap gadis di depannya ini masih hidup. Namun percuma saja, tak ada tanda-tanda kehidupan. Gadis itu meneteskan air mata.
Dia menutup wajah mayat teman sekamarnya dengan sapu tangan yang diambil dari kantung bajunya. Saat itu juga dia melihat kaset di atas tangan Flora yang terbuka. Benda itu berlumuran darah. Dia mengambil kaset tersebut dan membungkusnya dengan sapu tangannya yang lain. Tidak lama setelah itu, rombongan pengurus UKS dan pak guru datang bersama dua temannya tadi. Mereka membawa sebuah tandu.
"Dia sudah tiada" Ucap Grace saat pak guru hendak memeriksa nadinya. Kedua temannya terkejut dan memeluk Grace. Mereka menangis tersedu-sedu sementara Grace terdiam.
"Kalian kembali ke asrama, saya akan melaporkan ini sebagai kasus ke 11 pada kepala sekolah" minta pak guru