GLOW IS GOSSIP

glowedy
Chapter #2

Ciuman, Kamera, dan Kebenaran yang Tidak Diunggah

Jakarta, Sabtu pagi. Di balik kaca berembun gym pribadi di Dharmawangsa, Jethro Yudistira—mantan atlet voli nasional, sekarang selebritas olahraga dan duta gaya hidup sehat—menyeka peluh di keningnya dengan handuk putih bersih.

Dia baru saja mengunggah foto baru ke Instagram: selfie berdua dengan Farhan, mantan atlet muda, senyum mereka terlihat hangat. Caption-nya ringan:

“Training with this beast today. Stay strong, stay fast.”

#volleyballvibes #teamindonesia

Ia tak berpikir panjang. Bagi Jethro, Farhan adalah teman dekat sekaligus ruang sunyi—di tengah dunia yang terlalu bising soal siapa harus mencintai siapa.

Tapi ketenangan itu tak bertahan lama.

“Bro.”

Rudi, manajernya, mengetuk kaca ruang kardio.

“Gue harus ngomong sekarang.”

“Lo ngapain sih upload bareng dia terus?”

Rudi meletakkan ponsel di atas meja kecil.

“Lo sadar gak sih, setiap kali lo posting bareng cowok, komen-komennya makin gila?”

Jethro meneguk air dan tidak menjawab. Ia duduk di lantai ruang ganti, membungkuk, membuka loker miliknya—lalu berhenti sejenak.

Di antara kaos gym dan handuk cadangan, ada selembar kertas tua, dilipat rapi. Surat lama. Tulisan tangan khas Farhan.

“Kalau dunia ini lebih jujur, kita nggak perlu ngumpet. Tapi kamu tetap memilih panggung. Mungkin karena kamu takut, mungkin karena kamu terlalu sayang.”

– F

Tangannya mencengkeram kertas itu, sejenak ragu. Rudi masih bicara di belakangnya.

“Gue gak mau ikut campur hidup pribadi lo. Tapi image lo sekarang jadi tanggung. Gak jelas. Gak pasti. Dan netizen tuh kejam kalau mereka gak yakin lo sesuai ekspektasi mereka.”

Lihat selengkapnya