Kami mengikuti mobil di depan yang menuju ke markas mereka. Susan bergabung dengan kami bertiga, mengingat kedua anggota tim-nya menetap di markas Chief untuk misi yang sama. Aku tetap memegang kemudi bersama Shayla yang sibuk dengan laptopnya di sampingku. Sedangkan dua penumpang nampak melanjutkan reuni mereka.
“Menurutmu misi ini lebih berbahaya dari sebelumnya? Maksudku, aku belum pernah berhadapan langsung dengan kelompok Liberty ini,” Susan menjelaskan dengan cepat.
“Kau tahu kedudukan Chief Godwin adalah kepala area mencangkup satu provinsi, sedangkan Mayor Godwin mencangkup satu negara. Seperti yang dijelaskan Steven, keterlibatan Konrad, sasaran pada pemerintahan, dan gerakan Liberty yang ikut meramaikan suasana ini sudah jelas menjadi masalah nasional. Entah seberapa besar perkembangan Liberty saat ini, namun pihak-pihak yang terkait bukan lagi masalah satu area,” jelas Divya.
“Benar juga,” Susan menerima jawaban Divya. “Kurasa ketiga orang yang dipilih untuk tambahan tenaga pasukan keamanan kepresidenan itu karena mereka juga terlibat langsung pada misi sebelum ini, kan?”
“Hanya kau dan Aurora yang tidak terkait dengan misi 4 tahun yang lalu,” Shayla menyahut. “Ada 3 agent lain yang terlibat—termasuk Houston—tidak bergabung kali ini,” ia menggeleng sejenak, “5 agent jika kau menghitung semuanya,” koreksinya.
“5 agent termasuk,..” Susan menggantung ucapannya. Bahkan setelah beberapa detik, ia mengalihkan pandangan dan memutuskan itu akhir kalimatnya.
Beberapa menit kami hening, hingga mobil di depan kami berhenti di depan salah satu rumah. Tak lama, mereka membuka pagar dan masuk diikuti oleh mobil kami. Setelah mobil terparkir rapi, kami segera keluar dan membahas misi yang diserahkan Mayor Edgar beberapa menit lalu.
“Selamat datang di markas ibu kota!” Fredrick memimpin langkah masuk ke rumah itu dan menyalakan lampu ruang utama. “Anggap rumah sendiri!” lanjutnya sambil menuju ke dapur yang bersebelahan tepat dengan ruang yang kami tuju.
Kami segera berkumpul pada ruang yang menjadi pusat kegiatan—seperti halnya markas kami—dan siap mendengarkan semua pembahasan yang akan terjadi.
“Kami belum sempat berbelanja banyak, tapi kuharap ini cukup,” Aurora mengeluarkan dua pack minuman kaleng ke meja tengah kami.
“Kau berkata seakan kami tidak punya markas,” canda Divya seraya mengambil satu kaleng soda dan meneguknya.
Aurora menyengir malu. “Maaf jika aku masih awam dengan misi ini. Tapi apa sebenarnya kelompok Liberty itu? Aku hanya membaca dari beberapa sumber dan aku tidak yakin kebenarannya dibanding dengan apa yang sedang kita persiapkan sekarang,” ia menatap kami bingung.
“Benar juga. Hanya kau dan Susan yang tidak terlibat dalam misi waktu itu,” Fredrick membanting badannya pada salah satu sofa dan meneguk soda dengan nikmat. “Mayor Edgar pasti memilih kalian di sini untuk mendapat tambahan mata segar dalam misi ini jika kami mengalami jalan buntu.”
“Kurasa seperti itu,” Susan menyetujui.
“Baiklah,” Fredrick menegakkan badannya. “Apa yang kau ketahui tentang kelompok Liberty?” ia menatap Aurora kembali.
“Kelompok aspirasi rakyat, anti pemerintah, kebebasan hak rakyat,” Aurora mengingat cepat. “Dari kata ‘Liberty’ sendiri artinya merdeka, kan? Kita sudah sering mendengarnya.”
“Itu benar,” Fredrick mengakui. “Yang terpenting, apakah kau tahu kapan mereka muncul?”
Wajah Aurora dan Susan terdiam, namun mulut mereka sedikit terbuka sebagai tanda mereka mengerti arah pertanyaan Fredrick barusan.
“Mereka hanya muncul saat aksi seperti ini,” Divya mengambil alih ucapan mereka. “Dengan dalih ‘membantu aksi aspirasi’ para pendemo atau sebagai bagian dari ‘suara rakyat’ yang terus mereka lantangkan,” senyum sinisnya keluar. “Mereka hanya memperkeruh suasana karena tujuan mereka sebenarnya adalah menghancurkan pemerintahan.”
“Mereka nampak baik di mata masyarakat karena punya pandangan yang sama,” sambung Leyla. “Mereka benci pemerintah.”
Keduanya—Susan dan Aurora—mengangguk pelan.
“Fred bilang jika hanya aku dan Susan yang tidak terlibat dalam misi waktu itu. Jadi, kalian semua sudah pernah berhadapan langsung dengan kelompok Liberty?” Aurora memastikan.