Godwin Agency 2: Reunion

FS Author
Chapter #13

Kabur

Sebuah mobil tiba-tiba berhenti tepat di samping kami dan memperlihatkan seorang pria dari jendela kemudi yang terbuka. “Masuklah!!” teriaknya.

Dor!! Sebuah tembakan langsung membuat panik sekitar.

Tak ada waktu berpikir, kami langsung membuka pintu penumpang dan masuk dengan cepat.

Pria berkacamata itu langsung menginjak gas, bahkan saat kami masih belum benar-benar menutup pintunya. “Astaga, astaga!! Kenapa mereka suka menembak seperti itu! Aku mendengar beberapa tembakan sebelum menemukan kalian! Mengerikan!! Tolong katakan kita sudah aman sekarang!” si pengemudi yang menampung kami itu histeris panik.

“Mengebutlah,” kata Tom sambil menegakkan posisinya.

“Aku ngebut! Ini ngebut!!” jawab pria itu sambil melaju kencang menjauh dari tempat ia menemukan kami tadi.

Pria yang berusaha menembak kami tadi tidak terlihat mengejar. Tentu saja akan berisiko baginya jika sampai orang-orang memperhatikan wajahnya dan menjadi buruan polisi. Jadi, menghilang adalah pilihan terbaiknya.

Tiba-tiba mobil kami harus berhenti karena terkena nyala lampu merah. Beberapa mobil lain berhenti di semua sisi kendaraan yang kami tumpangi. Setidaknya mereka bisa menyamarkan keberadaan kami sementara ini.

“Tolong katakan mereka tidak mengejar kita,” suaranya masih bergetar.

“Teruslah mengemudi, pakai kecepatan normal. Kurasa kita sudah lolos dari pria itu,” kata Tom. “Tapi aku tidak jamin kita tidak dikejar komplotannya,” lanjutnya.

“Sial!! Astaga!!” si pengemudi kembali panik setelah sedikit tenang dengan kalimat Tom sebelumnya. “Aku hanya ingin lari dari mereka! Kumohon, jangan sampai tertangkap!!”

“Tenanglah dan tetap konsentrasi ke depan,” Tom mencoba menenangkannya kembali.

“Oke oke oke. Lalu sekarang bagaimana? Kita harus kemana?”

“Kanan,” jawab Tom.

“Apa?!”

“Jalan di depan macet karena jalur konstruksi. Ambil kanan, kita dapat jalan yang lebih lancar,” jelas Tom.

“Okay,” si pengemudi mengikuti arahan Tom. Ia berbelok pada perempatan selanjutnya dan terus mengikuti jalan.

Sedangkan aku hanya diam memperhatikan jalanan dan pria yang tiba-tiba muncul menolong kami itu. Kuperhatikan keadaan mobilnya dan memastikan bahwa tidak ada orang bersamanya sebelum ini. Sejauh ini, aku tidak menemukan tanda-tanda ia bersama orang lain dalam mobil ini sebelumnya, sehingga kami bisa sedikit tenang.

“Menepi ke toko di depan, lalu sembunyi di gang antara toko itu,” Tom kembali mengarahkan.

Si pengemudi mengikutinya, menepikan mobilnya perlahan dan masuk ke salah satu gang di antara pertokoan. Setelah itu ia terdiam sambil menghela nafas.

“Kita tunggu dulu, memastikan mereka tidak mengejar kita,” kata Tom yang memperhatikan jalanan di depan dan belakangnya.

Kamipun bersembunyi di balik bayangan kursi mobil, memperhatikan keadaan sekitar.

“Chad Marin,” si pengemudi kembali bersuara. “Maaf, aku belum sempat berkenalan, aku terlalu panik,” lanjutnya kembali dengan kecepatannya seperti ia ngebut tadi. Ia menelan ludah untuk menenangkan dirinya, “namaku Chad Marin. Dan aku kenal dirimu, Tom Harvey. Aku memang mencarimu.”

“Mencariku?” Tom memandang bingung.

Lihat selengkapnya