Godwin Agency 2: Reunion

FS Author
Chapter #16

Rekaman

“Mereka mengadakan pergerakan,” detektif Nelson mewakili kami yang sedang membaca cepat. “Tidak,” koreksinya, “itu pelabuhan, lebih tepatnya tempat peti kemas.”

“Mereka akan bertemu di salah satu peti kemas jam 12 malam,” Trevor melanjutkan. “Malam ini.”

“Tidak ada keterangan nomor peti kemas, detail akan dikirim jam 23.30. Sepertinya ucapan Tom benar jika mereka memang sangat hati-hati dalam rencananya,” Fredrick menutup pembahasan dari apa yang ia temukan.

“Astaga!” Chad memandang kami bingung. “Apa yang harus kita lakukan? Aku memang mendengar jika mereka berencana akan turun saat demo besok, tapi tidak dengan ini.”

“Polisi sedang dalam perjalanan menuju 4 tempat yang ditunjukkan Tom dan Chad,” detektif Nelson mengabarkan. “Tapi melihat bagaimana Liberty begitu berhati-hati, aku ragu aparat akan menemukan mereka di sana.”

“Selama ini kelompok Liberty hanya berkumpul di 2 tempat utama. Beberapa di antara mereka punya kehidupan normal dan hanya akan dihubungi jika ada misi,” jelas Tom.

“Tidak ada salahnya mencoba,” ucap Trevor optimis pada tindakan para polisi.

“Lalu tentang ini?” Chad kembali menunjuk percakapan misterius di layar kami. “Apa kita harus menggrebek mereka nanti?”

“Itu peluang kita. Menangkap mereka saat pertemuan seperti ini,” Nelson menyetujui. “Tapi masih banyak celah dari pesan ini.”

“Tidak ada jaminan bahwa Slade juga ada di sana. Dia pasti akan memperhitungkan penyergapan. Dan lagi, bisa jadi pesan ini juga jebakan untuk kita, jika mereka mengetahui Chad mencuri data mereka,” sambung Tom.

“Kedua kemungkinan sama besarnya,” Shayla menilai. “Yang jelas kita tidak bisa mengabaikan petunjuk ini begitu saja.”

“Jika melihat situasi seperti ini, ada satu cara yang bisa kita lakukan,” Trevor memandang kami. “Kita bersiap nanti malam. Amati dulu pergerakan mereka, jika memungkinkan untuk melakukan penyergapan, kita bergerak. Namun jika ini hanya pesan palsu, setidaknya kita tidak meremehkan lawan kita.”

“Aku setuju dengannya,” Steven sependapat. “Seperti kata Nelson, ini peluang kita. Manfaatkan setiap celah yang mereka gunakan.”

Nelson mengangguk, “kalau begitu aku akan hubungi pihak pelabuhan dan meminta daftar peti kemas dan petugas jaga,” ia meraih ponselnya dan mulai keluar ruangan untuk menelepon.

“Akan kuhubungi beberapa pasukanku,” Trevor mengikuti langkah Nelson.

“Fred, tampilkan peta satelit pelabuhan,” Steven mengintruksi.

Jemari Fredrick langsung mengetik cepat dan menampilkan apa yang diminta.

Kami yang masih di dalam ruangan terdiam mengamati. Peti kemas tertata rapi dan target kami bisa berada dimana saja nanti.

“Steven,” panggil Fredrick ragu.

Wajah Steven langsung mengarah pada sumber suara. “Ada lagi?”

“Tidak—maksudku ya,” Fredrick nampak bingung sejenak. Lalu pandangannya ke arah agent-agent sampingnya, meminta dukungan.

“Fred?” Steven menangkap sikap aneh rekannya itu.

Fredrick menahan nafas sejenak, “ada hal lain, tapi tidak berhubungan dengan pertemuan ini.”

“Ini berhubungan dengan Konrad dan kejadian 4 tahun yang lalu,” Divya mengambil alih percakapan. “Kami akan tunjukkan pada semua, tunggu mereka berdua sebentar. Dan mungkin kau ingin duduk sejenak.”

Ekspresi bingung Steven semakin dalam melihat sikap keempat agent di hadapannya itu.

Sedangkan aku hanya diam, sama seperti Steven yang tidak mengetahui apa yang sedang mereka tahan.

“Daftar sedang dalam proses,” kata Nelson kembali masuk ruangan.

“Pasukanku siap,” Trevor mengikuti tepat di belakangnya.

“Mereka berdua sudah masuk. Sekarang katakan,” Steven menagih perkataan mereka.

Dahi Fredrick berkeringat, gugup, ragu dengan apa yang akan ia tampilkan.

Lihat selengkapnya