Hawa dingin menyelimuti seluruh badan. Leherku terasa pegal menahan kepalaku yang menunduk. Mataku terbuka pelan, mencoba mengenali lingkungan sekitar. Kuangkat kepalaku perlahan dan mendapati kondisiku yang terikat pada sebuah kursi. Di hadapanku terdapat dinding kosong, pintu ruangan sebelah kiri, jendela sebelah kanan, dan seseorang di belakangku dengan posisi yang sama.
“Kau sudah bangun?” tanyanya.
“Ya,” jawabku singkat, melihat ikatan yang menahan kaki, tangan, dan leherku. Benar-benar membuatku terpaku pada kursi.
“Mereka setakut ini pada kita, hingga mengikat seperti ini?”
Kedua kaki terikat pada kaki kursi, tangan terikat jadi satu di belakang yang terhubung dengan tali di leher. Jika tangan mencoba bergerak, jeratan leher akan semakin erat.
“River? Kau tak apa?”
“Ya,” sahutku cepat. “Bagaimana denganmu, Tom?”
“Aku tak apa. Di luar rencana,” Tom menyeringai, meski aku tidak melihatnya secara langsung.
“Kalian sudah bangun?!” sebuah suara muncul dari arah pintu. Suara yang kami kenal.
Kami berdua berdecak, menyeringai melihat sumber suara.
“Akhirnya kita berkumpul lagi setelah 4 tahun. Bisa dibilang ini reuni kita,” senyumnya pada kami.
“Josh Slade!” Tom mengatakan nama pria yang menemui kami itu. “Kau menemui kami secara langsung. Apa ini suatu kehormatan?”
“Mungkin,” Slade menarik sebuah kursi untuk dirinya, lalu duduk menatap kami. “Kau pengkhianat dan gadis itu agent terbaik seperti katamu. Kalian paket lengkap untuk rencanaku.”
“Maksudmu ‘pengaman’ rencanamu,” koreksi Tom. “Kau memilihku karena aku tahu pola pergerakanmu. Dan dia—“ terdengar ia mengarah padaku, “—agent termudah yang kalian sergap. Kau sudah mengenalnya dan tahu bahwa dia berharga di tim mereka, jadi mereka tidak akan macam-macam untuk keselamatannya. Katakan jika aku salah.”
Slade berdecak, tidak menyangkal penjelasan Tom barusan.
“Slade, semua sudah siap,” pria lain muncul dari belakang pemimpin kelompok Liberty itu.
“Hahaha!” Tom tertawa. “Akhirnya kau muncul, Chad!”
Mata Chad hanya memandang tajam Tom sebelum kembali pada Slade.
“Bagus, Chad Marin! Kau boleh istirahat sejenak,” Slade berdiri, lalu menepuk bahu Chad sebelum keluar ruangan meninggalkan kami bertiga.
Chad duduk di kursi tempat Slade sebelumnya. “Maafkan jika rencana kalian berantakan. Tapi tidak dengan rencanaku.”
“Kurasa aku tidak terkejut dengan munculnya dirimu untuk memanfaatkan kami sebagai jangkar pada penyelidikan Liberty,” Tom masih mencemooh.
“Kami tahu, cepat atau lambat kalian akan menemukan senjata kami semalam. Untuk mencegahnya, mereka mengirimku untuk mencegah kalian menghalangi jalan kami,” ujar Chad.
“Kau menggantikan peran Poole, lalu dibuang agar dapat bergabung dengan kami.”
“Aku tidak dibuang!” bentak Chad. “Mereka hanya perlu pembuktian level para anggota. Kini mereka mengenalku dan seluruh anggota lebih menghormatiku atas semua yang kucapai.”
“Kau bahkan memberikan rekaman Holly Cigara agar kami percaya padamu.”
Chad menyeringai, “tidak ada pencapaian tanpa pengorbanan.”
Tom terdiam sejenak. “Terima kasih, Chad.”
Pria itu terdiam bingung, “untuk apa?”
“Membuktikan jika aku bukan pengkhianat.”
Sepertinya kalimat Tom barusan di luar dugaan Chad dan berhasil membuatnya terdiam kedua kalinya. Tapi kemudian perhatiannya teralihkan. “Kau diam, tapi wajahmu tidak terlihat kesal.”
Kupasang senyum tenangku menanggapinya. “Aku tahu itu perbuatanmu.”
“Benar juga. Aku berkomentar tentang luka Tom setelah dihajar Steven. Aku bilang ‘para agent’ sambil melirikmu, padahal mereka tidak mengatakan jika luka sebelumnya adalah darimu. Bisa saja dari para penyerang yang dikirim Liberty.”
“Kau sudah mengincar Tom jauh sebelum menemukan kami kemarin. Bahkan sampai melihat kami bertarung,” aku membenarkan.
“Yeah, rencananya aku menyelamatkan Tom saat orang-orang itu menyerangnya. Memanfaatkan keadaan sebaik mungkin. Aku membuat sedikit kepanikan pada mereka dengan menelepon polisi lebih cepat. Di luar dugaan, Tom bertemu denganmu lebih dulu sebelum para penyerang.”