Godwin Agency

FS Author
Chapter #13

Part 13

“Apa agent Godwin juga ada di sana?” 

Pandanganku masih ke arah dinding investigas kami, “ya,” jawabku tanpa menoleh. 

“Jadi, kita hanya mengabaikan mereka dan fokus menelusuri tiap jejak yang kita dapat,” ia menyimpulkan. 

Kuputar badanku untuk menatapnya, “benar.” 

“Oke,” ia beranjak dari duduknya dan menuju ke kursi komputer. Lalu menggerakkan kakinya untuk mengayuh kursi berodanya itu ke hadapan dinding investigasi kami. “Charles Dixon pemegang data utama kita, kepala perusahaan distributor barang dari luar negeri, yang menyuplai sebagian besar bahan utama ketiga perusahaan, seperti plastik, kabel, sirkuit, besi, dan aluminum. Beberapa catatannya memperlihatkan ada yang tidak sesuai, di samping transaksi pribadinya yang juga tidak menentu karena permainan judinya." 

Kulihat foto orang yang dijelaskannya. Data darinya itu yang menuntun kami hingga sampai sini. 

“Sam McKanzie dari perusahaan Mega, yang bergerak di bidang keamanan sama seperti perusahaan sepupunya, James Spark. Keduanya fokus di spesialis senjata, dimana perusahaan Mega memproduksi senapan, sedangkan RedFlame lebih ke bahan peledak. Peter Gold bergerak dalam teknologi kamera dan sensor yang menjadi bagian produk dari perusahaan Mega dan RedFlame.”

Kutarik salah satu pita yang tersangkut pada gambar sebuah artikel. Jaring-jaring investigasi kami semakin jelas sekarang. Tapi tetap saja, aku tidak bisa tenang saat menyangkut orang agensiku. 

“Edward Hudson. Perancang busana yang menyuplai bahan bakunya dari Point Textile. Tapi beberapa transaksi belakangan dia membeli teknologi dari Peter Gold, yang sebelumnya tidak pernah terjadi, dan teknologi itu seperti hanya prototipe. Anehnya, Point Textile membeli dengan jumlah yang cukup besar dan harga yang sama saat mereka menjualnya ke Hudson Fashion. Nampaknya Point Textile hanya tempat distributor sementara.”  

Pandanganku terhenti pada foto Eddie, masih yakin jika ada alasan lain kenapa ia melakukannya. Dan aku masih percaya dia tidak terlibat dalam kasus ini. Aku harus menemukan jawabannya atau keluarnya aku dari Godwin akan menjadi sia-sia. 

“Ada yang ingin kau tambahkan?” tanya Aaron. 

Kepalaku menggeleng pelan melihat jaring-jaring pita penyelidikan kami. “Aneh,” komentarku. Kuputar badanku untuk menatap lawan bicaraku, “dari keempatnya, Hudson Fashion adalah keterkaitan yang paling aneh.” 

“Kurasa semua punya keanehan tersendiri dari transaksinya,” Aaron menanggapi. 

“Ya, beberapa terkait dengan judi mereka. Tapi Hudson Fashion melakukan transaksi judinya dengan rekening pribadi—yang sudah kita pastikan—dan melakukan pembelian pada perusahaan Gold dengan akun perusahaan. Semua memang aneh, tapi ini terlalu aneh,” jelasku. 

“Aku juga merasa aneh, tapi kita tidak bisa menuduhnya hanya karena data yang kita dapatkan secara sembunyi-sembunyi ini.” 

Dia benar. Secara legal, kami tidak punya bukti apapun. Tapi setidaknya, ia sependapat denganku dan itu sudah membuatku sedikit tenang. 

“Menurutmu, apa kita bisa menanyakannya pada Tuan Hudson?” 

Aku memandangnya bingung. 

“Hanya mengobrol dan menanyakan bisnisnya. Aku bisa menggunakan hak detektifku untuk sedikit interogasi,” ia menjelaskan. 

“Kurasa boleh juga,” aku menanggapi. “Tapi tidak saat ini.” 

“Apa?!” tatapannya mengarahku dengan tanda protes. 

“Tidak dengan luka dan keadaanmu yang masih memar,” lanjutku. “Setidaknya istirahatlah sebentar. Biar aku yang mencari jalan agar kita bisa menemuinya.” 

“Kau serius?!” ia tidak sepenuhnya setuju. 

“Ya,” jawabku singkat sambil mengusirnya dari kursi yang ia duduki. 

Aaron berdiri dengan kesal. “Aku harus tetap mengawasimu! Aku tidak ingin kau menyembunyikan sesuatu lagi!” 

“Terserah. Tidurlah di kamarmu. Sekarang saatnya aku yang beraksi,” ucapku sambil menyeret kursi ke hadapan komputer. 

“Aku akan istirahat di sofa sambil mengawasimu!” 

Aku hanya melambaikan tanganku sambil mulai mengetik beberapa huruf, mengabaikan teriakannya. Kucoba mencari data-data yang berkaitan dengan Hudson Fashion yang bisa kami gunakan sebagai alasan untuk menemui Eddie. Aku bisa saja langsung meneleponnya dan mengatakan ingin menemuinya, tapi aku tidak bisa membongkar identitasnya sebagai salah satu anggota Godwin saat ini. 

Aaron nampak sibuk dengan laptopnya, walau ia bersandar santai di sofa belakangku. Ia tidak ingin lepas dari pekerjaannya, walau keadaannya sedang berantakan dan memar di sekujur badannya. 

Sesuatu terlintas dalam pikiranku. Kami memang kesulitan jika harus menemui Eddie dan menggunakan Hudson Fashion sebagai alasan kami, tapi kami bisa menemuinya dengan alasan Point Textile. Bagaimanapun perusahaan itu adalah pemasok dari bahan-bahan busananya dan akan lebih mudah untuk membicarakannya. Pandanganku mengarah pada Aaron sejenak. 

“Apa?” ia bertanya dengan dingin. 

“Aku menemukan jalan agar kita menemui Tuan Hudson,” 

“Benarkah? Bagaimana?” ia langsung bersemangat. 

“Point Textile,” kataku. “Kita akan menanyakan tentang Point Textile padanya, alih-alih tentang Hudson Fashion. Dia tidak akan terlibat langsung dengan pertanyaan tentang perusahaan itu, sehingga kau bisa menggunakannya untuk menggali informasi lebih dalam.” 

“Boleh juga!” 

“Tapi tidak bisa sekarang,” aku mencegahnya bangkit. 

Wajah protesnya kembali menusukku. 

“Aku akan mencari informasi legal tentang keterkaitan ini. Dan kau—“ aku menunjuknya, “—kau harus tidur walau cuma satu jam,” lanjutku, memberikan alasan agar ia bisa istirahat sejenak. 

“Aku—“

“Lakukan atau aku akan pergi sendiri,” potongku. 

“Kau mengancamku?” 

“Ya." 

Lihat selengkapnya